Tim Udinus Semarang ciptakan kamera pendeteksi suhu dan pemakai masker
Semarang (ANTARA) - Tim dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Jawa Tengah menciptakan kamera pendeteksi suhu dan masker berbasis jaringan tiruan yang bisa digunakan untuk mendukung pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19.
Ketua Tim Pengembangan Alat Pendeteksi Suhu dan Masker, Helmy Rahadian, di Semarang, Selasa, mengatakan, alat ini dapat mengurangi kontak fisik langsung petugas yang akan mengecek suhu maupun orang yang tidak memakai masker.
Ia menjelaskan alat ini menggunakan kamera thermal sensorik yang dapat mendeteksi suhu tubuh dan penggunaan masker.
Adapun prinsip kerjanya, kata dia, sistem akan mengeluarkan bunyi peringatan jika ada objek manusia yang tidak memakai masker atau suhu tubuhnya di atas ketentuan yang sudah ditentukan.
"Alat ini sementara efektif mendeteksi untuk objek dalam jarak 1 meter. Ke depan akan ditingkatkan untuk jarak yang lebih jauh dan objek yang lebih banyak sekaligus," kata dosen Udinus Semarang ini.
Selanjutnya, kata dia, alat ini akan segera diproduksi massal dengan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan sesuai kebutuhan.
Ia menyebut alat ciptaan mahasiswa dan dan alumnus program studi Tekni Elektro ini dibanderol dengan harga sekitar Rp7 juta per unit.
"Harga itu berkali lipat lebih murah dari kamera thermal yang saat ini sudah ada di pasaran," katanya.
Ketua Tim Pengembangan Alat Pendeteksi Suhu dan Masker, Helmy Rahadian, di Semarang, Selasa, mengatakan, alat ini dapat mengurangi kontak fisik langsung petugas yang akan mengecek suhu maupun orang yang tidak memakai masker.
Ia menjelaskan alat ini menggunakan kamera thermal sensorik yang dapat mendeteksi suhu tubuh dan penggunaan masker.
Adapun prinsip kerjanya, kata dia, sistem akan mengeluarkan bunyi peringatan jika ada objek manusia yang tidak memakai masker atau suhu tubuhnya di atas ketentuan yang sudah ditentukan.
"Alat ini sementara efektif mendeteksi untuk objek dalam jarak 1 meter. Ke depan akan ditingkatkan untuk jarak yang lebih jauh dan objek yang lebih banyak sekaligus," kata dosen Udinus Semarang ini.
Selanjutnya, kata dia, alat ini akan segera diproduksi massal dengan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan sesuai kebutuhan.
Ia menyebut alat ciptaan mahasiswa dan dan alumnus program studi Tekni Elektro ini dibanderol dengan harga sekitar Rp7 juta per unit.
"Harga itu berkali lipat lebih murah dari kamera thermal yang saat ini sudah ada di pasaran," katanya.