Bea Cukai Jateng-DIY bukukan penerimaan cukai tembakau Rp14,58 triliun
Semarang (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY mencatat penerimaan negara dari cukai hasil tembakau periode Januari hingga Mei 2020 sebesar Rp14,58 triliun.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY Padmoyo Tri Wikanto di Semarang, Jumat, mengatakan realisasi itu baru mencapai sekitar 35,89 persen dari total target pendapatan pada tahun ini.
Meski demikian, lanjut dia, jika di banding periode yang sama pada 2019, realisasi tersebut justru mengalami pertumbuhan 20,73 persen
Baca juga: Bea Cukai Jateng & DIY selamatkan Rp7,29 miliar dari rokok ilegal
"Capaian di tengah pandemi COVID-19 ini tentu sangat baik," katanya.
Terlebih, lanjut dia, negara juga telah menerapkan kebiajakan berupa penundaan pembayaran cukai selama tiga bulan yang bertujuan untuk menjaga cash flow perusahaan-perusahaan pembayar cukai.
Ia menyebut pemberi kontribusi terbesar pembayaran cukai hasil tembakau yang mencapai 66 persen.
Menurut dia, dengan adanya jaminan operasional perusahaan tetap bertahan, maka puluhan ribu tenaga kerja juga akan tetap memperoleh penghasilan.
"Dengan demikian perekonomian juga tetap berjalan," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah sedang menjalankan program pemulihan ekonomi nasional akibat COVID-19 yang harus terus dikawal.
Baca juga: Bea Cukai Kudus gagalkan pengiriman rokok ilegal lewat ekspedisi
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY Padmoyo Tri Wikanto di Semarang, Jumat, mengatakan realisasi itu baru mencapai sekitar 35,89 persen dari total target pendapatan pada tahun ini.
Meski demikian, lanjut dia, jika di banding periode yang sama pada 2019, realisasi tersebut justru mengalami pertumbuhan 20,73 persen
Baca juga: Bea Cukai Jateng & DIY selamatkan Rp7,29 miliar dari rokok ilegal
"Capaian di tengah pandemi COVID-19 ini tentu sangat baik," katanya.
Terlebih, lanjut dia, negara juga telah menerapkan kebiajakan berupa penundaan pembayaran cukai selama tiga bulan yang bertujuan untuk menjaga cash flow perusahaan-perusahaan pembayar cukai.
Ia menyebut pemberi kontribusi terbesar pembayaran cukai hasil tembakau yang mencapai 66 persen.
Menurut dia, dengan adanya jaminan operasional perusahaan tetap bertahan, maka puluhan ribu tenaga kerja juga akan tetap memperoleh penghasilan.
"Dengan demikian perekonomian juga tetap berjalan," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah sedang menjalankan program pemulihan ekonomi nasional akibat COVID-19 yang harus terus dikawal.
Baca juga: Bea Cukai Kudus gagalkan pengiriman rokok ilegal lewat ekspedisi