"Kami meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan dari negara atau daerah terjangkit melalui pintu masuk Jawa Tengah, yaitu dl Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adi Soemarmo Boyolali, dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kemenkes," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Semarang, Senin.
Khusus di tiga pintu masuk internasional ke Jateng itu, Dinkes Jateng bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan melakukan optimalisasi fungsi alat deteksi suhu tubuh, pemberian Health Alert Card (HAC) bagi penumpang yang berasal dan negara/daerah terjangkit, serta mengoptimalkan pemeriksaan, observasi, isolasi, dan rujukan apabila ditemukan penumpang dengan ciri-ciri penderita yang terinfeksi COVID-19.
Pihaknya juga meningkatkan sosialisasi promotif dan preventif kepada masyarakat melalui berbagai media serta mengintensifkan koordinasi, sistem informasi, dan jejaring dengan berbagai pemangku kepentingan.
"Kami juga menerbitkan surat edaran kepada bupati/wali kota dan pimpinan fasilitas kesehatan untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan, serta mengintensifkan pengawasan terhadap tenaga kerja asing yang bekerja di Jateng," ujarnya.
Hal yang tidak kalah penting, kata dia, melakukan respons apabila terdeteksi adanya terduga dan atau positif COVID-19 dengan merujuk ke rumah sakit yang sudah disiapkan, yaitu RSUP dr. Kariadi Semarang, RSUD Tugurejo Semarang, RSUD dr. Moewardi Surakarta, dan RSUD dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
"Jika terjadi ledakan jumlah pasien 'suspect' (terduga) dan atau positif Covid-19, disiapkan satu rumah sakit khusus milik Pemprov Jateng yang kami 'upgrade' sehingga sesuai dengan standar perawatan 'suspect' COVID-19," katanya.
Baca juga: Virus corona positif ditemukan di Indonesia, warga Jateng diminta tetap kondusif
Baca juga: Jateng kirim 41.250 masker untuk WNI di Hong Kong, Taiwan dan Singapura