Solo (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Surakarta berkomitmen menciptakan kampanye yang mendidik dan jauh dari kebencian dengan mengoptimalkan peran media massa.
"Jangan sampai kampanye diisi dengan hal-hal tidak mendidik yang berujung pada konflik SARA dan berita hoaks," kata Ketua Bawaslu Kota Surakarta Budi Wahyono pada acara Rapat Kerja Teknis dengan Media di Solo, Rabu.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga mengajak agar media massa bisa ikut memerangi adanya berita bohong.
Baca juga: Bawaslu Pekalongan bentuk Kampung Pengawasan Pilkada 2020
"Jadikan penyebaran hoaks sebagai musuh kita bersama. Media diharapkan bisa memposisikan diri untuk peduli mewujudkan pemilu kondusif," katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga berharap agar praktik politik uang yang masih marak terjadi bisa diminimalisasi dengan optimalnya peran media dalam pemberitaan.
"Meski demikian, di sisi lain masyarakat yang menemukan praktik politik uang harus berani melapor. Melalui forum pencegahan seperti ini harapannya politik uang bisa dinihilkan dan diantisipasi," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, kegiatan tersebut merupakan bagian dari kerja berjejaring Bawaslu dengan mitra strategis untuk menciptakan pemilu kondusif, termasuk media massa.
"Dalam hal ini media mampu mengisi hal-hal yang sifatnya mendasar, bagaimana menciptakan kampanye yang elegan dan menggerakkan masyarakat untuk mengawal proses demokrasi," katanya.
Oleh karena itu, dengan menggandeng media pihaknya berkomitmen untuk menciptakan ruang publik yang damai pada Pilkada Surakarta 2020.
Sebelumnya, Bawaslu Kota Surakarta mengajak masyarakat ikut aktif mengawasi pelaksanaan Pilkada yang akan diselenggarakan pada tahun 2020.
Terkait hal itu, pihaknya sudah menunjuk tiga kampung di Kota Solo untuk dijadikan sebagai embrio program ini, yaitu Kampung Pucangsawit, Kampung Jagalan, dan Kampung Jebres.
Ia mengatakan Bawaslu sengaja memilih wilayah Jebres sebagai kampung pengawasan menyusul tingginya dinamika di wilayah tersebut.
"Wilayah ini merupakan perbatasan dengan kabupaten lain dan merupakan pintu keluar masuk pendatang di Kota Solo. Akan rentan terhadap manipulasi data jika tidak ada partisipasi warga di wilayah ini dalam pengawasan," katanya.
Baca juga: Bawaslu-IAIN Kudus kerja sama pendidikan politik
Baca juga: Santri di Purworejo dilibatkan dalam pengawasan Pilkada 2020