Solo (Antaranews Jateng) - Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) mendorong bank perkreditan rakyat (BPR) membuka akses pembiayaan untuk pedagang korban kebakaran Pasar Legi Solo.
"Misalnya, utang pedagang semula Rp100 juta dan kini tinggal Rp20 juta maka bisa diberi pinjaman lagi dengan perjanjian baru senilai Rp100 juta," kata Ketua Perbarindo Soloraya Azis Sholeh di Solo, Kamis.
Meski demikian, dikatakannya, BPR harus tetap memastikan latar belakang tanggung jawab pengembalian dari para pedagang yang selama ini sudah dilakukan.
"Jika sebelumnya pengembalian mereka baik maka bisa diberikan lagi fasilitas pembiayaan," katanya.
Selain itu, dikatakannya, perbankan juga bisa melakukan restrukturisasi utang para pedagang maupun penjadwalan ulang.
"Ini bagian dari perhatian lembaga keuangan agar usaha mereka bisa berkembang atau paling tidak bertahan," katanya.
Adapun, dikatakannya, selama ini perputaran uang yang terjadi di penjualan komoditas pokok justru lebih cepat jika dibandingkan dengan sandang.
"Konsumen bisa menunda membeli sandang, tetapi mereka tidak bisa menunda pembelian makanan dalam hal ini komoditas pokok, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, dan bumbu masakan," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), selama ini sektor UMKM memberikan kontribusi cukup besar terhadap total kredit yang disalurkan oleh bank umum.
Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto mengatakan dari total kredit di Soloraya yang disalurkan oleh bank umum sampai dengan September 2018 sebesar Rp84,5 triliun.
Ia mengatakan 32,6 persennya atau setara dengan Rp27,6 triliun merupakan kredit untuk UMKM. Sedangkan angka "nonperforming loan" (NPL) atau kredit macet sebesar 2,85 persen.