Sukoharjo (Antaranews Jateng) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tengah mengejar misi sebagai "World Class university" atau universitas berkelas dunia pada tahun 2019 dengan melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Salah satu yang masih menjadi kekurangan kami adalah hampir 200 dosen di UMS pangkatnya masih rendah," kata Rektor UMS Sofyan Anif pada puncak acara Hari Jadi UMS ke-60 di Gedung Muhammad Djazman UMS di Sukoharjo, Sabtu.
Dikatakan, masih rendahnya pangkat dosen tersebut akibatnya dosen yang bersangkutan tidak memiliki kesempatan meraih berbagai bantuan dana untuk melakukan riset.
"Oleh karena itu, menjadi tantangan utama ke depan adalah SDM dari sisi dosen. Untuk mendorong ini kami sudah memberikan kebijakan, salah satunya kemudahan kepada dosen yang ingin melanjutkan S3," katanya.
Menurut dia, jika sebelumnya ada dosen yang ingin melanjutkan pendidikan Strata 3 atau Doktor ke luar negeri hanya terbatas ke Malaysia, untuk saat ini tidak demikian.
"Saat ini lebih merata, kami buka ke Eropa, India, Sudan. Tujuannya agar mereka melek teknologi yang selama ini diterapkan di negara-negara tersebut, jadi tidak hanya berkutat di Indonesia tetapi juga iptek di luar negeri," katanya.
Terkait hal itu, saat ini pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri.
"Tepatnya ada 18 perguruan tinggi yang sudah menjadi jejaring kami, tidak hanya di Asia tetapi juga merambah ke Eropa dan Afrika," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti RI Intan Ahmad mengatakan saat ini yang menjadi tantangan besar bagi Indonesia adalah menyiapkan seluruh generasi untuk siap menghadapi era revolusi industri 4.0.
"Dalam hal ini pengembangan SDM menjadi yang utama. Kalau untuk perguruan tinggi baik dari sisi dosen maupun mahasiswa," katanya.
Menurut dia, civitas akademika tidak hanya harus andal dari sisi ilmu pengetahuan tetapi juga literasi kemanusiaan. Ia mengatakan baik mahasiswa maupun dosen harus mampu berinteraksi dengan orang lain.
"Di satu sisi literasi teknologi penting tetapi di sisi lain literasi kemanusiaan juga penting.
Teknologi akan menjadi sia-sia tanpa kita bisa berinteraksi dengan orang lain, misalnya kalau mahasiswa, mereka harus mampu mempelajari bagaimana dosen menjelaskan dan menerima pendapat kita (mahasiswa, red) dan kita menerima pendapat orang lain," katanya.
Berita Terkait
Milad UMS, Haedar Nashir beri pesan tentang kedewasaan
Rabu, 25 Oktober 2023 8:50 Wib
Al Irsyad Al Islamiyyah komitmen tingkatkan generasi lebih baik
Rabu, 6 September 2023 14:15 Wib
Rektor: UMP siap menuju akreditasi perguruan tinggi "Unggul"
Sabtu, 27 Mei 2023 17:29 Wib
Milad Ke-58, UMP berikan beasiswa untuk anak band
Jumat, 7 April 2023 18:35 Wib
Rektor dan mahasiswa doakan Eril dalam puncak Gebyar Milad Ke-57 UMP
Senin, 13 Juni 2022 17:32 Wib
Turnamen kasti semarakkan Milad Ke-57 UMP
Sabtu, 28 Mei 2022 15:51 Wib
Universitas Muhammadiyah Purwokerto gelar turnamen voli dalam rangka Milad Ke-57 UMP
Senin, 23 Mei 2022 16:10 Wib
Tema Milad Muhammadiyah "Optimis Hadapi COVID-19 Menebar Nilai Utama"
Jumat, 19 November 2021 19:41 Wib