Semarang (Antaranews Jateng) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah mengingatkan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan guru honorer yang masih jadi pekerjaan rumah (PR).
"Kan masih banyak temen-temen guru yang belum diangkat. Kalau di Jateng, tidak kurang dari 20 ribu guru honorer," kata Wakil Sekretaris Umum PGRI Jateng Ngasbun Egar, di Semarang, Rabu.
Hal itu diungkapkan Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas PGRI Semarang itu merefleksikan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 2 Mei.
Ngasbun mengakui pendidikan di indonesia sekarang ini dihadapkan pada ketercukupan tenaga guru karena banyak guru yang memasuki masa pensiun setiap tahunnya.
"Pensiun ini kan berjalan alami. Namun, tidak diimbangi dengan pengangkatan guru baru untuk menggantikannya," katanya.
Akhirnya, kata dia, banyak guru yang kemudian direkrut dengan sistem honorer dan di beberapa daerah, seperti Kota Semarang menggunakan model pegawai non-aparatur sipil negara (non-ASN).
Diakuinya, beberapa pemerintah daerah sudah mencoba memperbaiki kesejahteraan guru honorer dengan menjadikannya non-ASN yang gajinya disetarakan upah minimum regional (UMR).
Menurut dia, upaya tersebut sudah lebih baik, tetapi sebenarnya masih kurang karena perekrutan guru non-ASN mensyaratkan ijazah sarjana (S-1) dan kompetensi yang berbeda dengan pekerja bidang lainnya.
"Begini, UMR itu kan mengatur penghasilan bagi buruh atau pekerja yang kompetensinya tidak seketat yang dipersyaratkan bagi guru. Masa begitu saja disamakan," katanya.
Artinya, kata dia, pemerintah mengharapkan tenaga guru yang direkrut itu bekerja secara profesional, sebab mereka juga ditugaskan menjadi pengampu kelas, dan sebagainya.
"Namun, para guru yang berstatus tidak tetap ini belum bisa sepenuhnya profesional karena apa yang mereka dapatkan belum sepenuhnya terstandar," katanya.
Oleh karena itu, Ngasbun mengharapkan adanya regulasi yang lebih memihak terhadap perbaikan kesejahteraan guru, terutama yang masih berstatus tidak tetap atau honorer.
Berita Terkait
Beban administratif guru akan dikurangi
Sabtu, 16 November 2024 7:01 Wib
Sebanyak 179 guru di Cimahi belajar jurnalistik bersama ANTARA
Selasa, 12 November 2024 11:41 Wib
Bupati ajak guru di Kudus ajarkan nilai-nilai kepahlawanan ke siswa
Minggu, 10 November 2024 14:29 Wib
Kota Pekalongan optimalkan transisi PAUD-SD melalui kompetensi guru
Senin, 4 November 2024 20:10 Wib
100 guru Kabupaten Tegal diajak terapkan Pintar Numerasi
Selasa, 29 Oktober 2024 18:00 Wib
Permintaan Rp50 juta untuk hentikan kasus guru Supriyani
Selasa, 29 Oktober 2024 5:15 Wib
100 guru di Tegal dilibatkan dalam program PINTAR Numerasi
Kamis, 24 Oktober 2024 17:19 Wib
Bupati: Guru dituntut bergaya mendidik yang adaptif dengan kondisi
Rabu, 23 Oktober 2024 19:21 Wib