Washington/New York, ANTARA JATENG - Presiden Amerika Serikat Donald
Trump sekarang memusatkan perhatian untuk memangkas jumlah imigran legal
di negaranya.
Niat itu muncul ke publik setelah AS melancarkan tindakan terhadap
imigran ilegal, yang telah secara tajam menurunkan jumlah para pelintas
perbatasan ilegal dari Meksiko.
Gedung Putih memberikan dukungan terhadap rancangan undang-undang
yang diusung oleh dua senator asal Partai Republik, yaitu Tom Cotton
dari Arkansas dan David Perdue dari Georgia.
Jika disahkan, undang-undang itu akan memangkas jumlah imigran
legal hingga 50 persen dalam waktu 10 tahun dengan mengurangi jenis
hubungan keluarga yang bisa dibawa imigran ke AS.
Namun, RUU itu akan menghadapi rintangan tajam menuju Kongres. Pada
tingkat itu, sejumlah anggota senior asal Partai Republik mendukung
reformasi bidang imigrasi secara menyeluruh, namun mereka tidak
mendukung tindakan keras.
Di bawah undang-undang baru, yang disebut dengan RAISE Act, Amerika
Serikat akan mengutamakan para imigran berkemampuan tinggi dengan
membuat sistem berdasarkan prestasi, serupa dengan yang digunakan oleh
Kanada dan Australia.
Trump dan para anggota parlemen Republik mengkritik sistem imigrasi
yang digunakan saat ini sebagai sistem yang sudah kuno. Mereka
menganggap sistem tersebut menyakiti para pekerja Amerika dengan
menurunkan tingkat upah.
"Proses lamaran kompetitif ini akan mengutungkan para pemohon yang
bisa berbicara Bahasa Inggris, bisa menghidupi dirinya sendiri dan
keluarga mereka secara finansial serta menunjukkan keahlian yang bisa
bermanfaat bagi perekonomian kita," ujar Trump.
Para senator mengatakan mereka bekerja sama secara erat dengan
Gedung Putih dalam menyusun versi terbaru rancangan undang-undang
mereka.
"Kedatangan ke Kantor Oval (tempat kerja resmi presiden AS, red)
ini kemungkinan merupakan yang ketiga atau keempat kalinya untuk bekerja
bersama Presiden Trump," kata Cotton kepada para wartawan.
Cotton dan Perdue mengatakan undang-undang yang mereka rancang itu
tidak akan berdampak pada visa sementara bagai para karyawan sektor
teknologi tertentu dan pekerjaan musiman yang populer dengan banyak
bisnis.
RUU juga ditujukan untuk mengakhiri undian visa keragaman, yang
memungkinkan 50.000 orang dari negara-negara yang kurang terwakili untuk
mendapatkan Kartu Hijau (izin menetap dan bekerja di AS, red), demikian
Reuters.