Semarang, ANTARA JATENG - Kegiatan usaha di Jawa Tengah meningkat menjadi 36,75 persen pada triwulan II/2017 dari 14,24 persen pada triwulan I.
"Peningkatan kegiatan usaha terjadi pada sebagian besar sektor dengan peningkatan tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, restoran, dan hotel yaitu dengan besaran saldo bersih tertimbang 9,93 persen," kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo di Semarang, Jumat.
Selanjutnya, saldo bersih tertimbang (SBT) untuk jasa-jasa sebesar 9,59 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 8,36 persen.
Ia mengatakan peningkatan tersebut salah satunya disebabkan oleh tingginya permintaan dalam negeri yang didorong oleh faktor musiman berupa kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri.
Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, dikatakannya, penggunaan tenaga kerja mengalami perbaikan dibandingkan periode sebelumnya.
"Hal ini tercermin dari SBT penggunaan tenaga kerja triwulan II tahun 2017 sebesar -6,21 persen atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar -11,61 persen," katanya.
Hamid mengatakan perbaikan penggunaan tenaga kerja terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan SBT sebesar 3,30 persen.
"Dalam hal ini responden mengkonfirmasi bahwa penambahan jumlah tenaga kerja didorong oleh meningkatnya produksi dan perluasan usaha," katanya.
Selanjutnya, untuk tekanan harga jual pada triwulan II tahun 2017 terpantau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan data dari BI, kondisi tersebut tercermin dari SBT sebesar 25,10 persen atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun yang sama yaitu sebesar 15,80 persen.
Ia mengatakan peningkatan tekanan harga jual terjadi pada hampir seluruh sektor, terutama sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yaitu dengan SBT 8,12 persen dan pertanian dengan SBT 7,52 persen.
"Di sini responden mengkonfirmasi bahwa kenaikan harga jual didorong oleh biaya bahan baku yang meningkat serta faktor musiman, seperti musim liburan, hari besar, dan kondisi cuaca," katanya.
Sementara itu, memasuki triwulan II tahun 2017, kegiatan usaha diperkirakan tumbuh terbatas, yang tercermin dari SBT yang menurun menjadi sebesar 28,97 persen.
"Hal ini sejalan dengan berakhirnya faktor musiman Ramadhan dan Idul Fitri yang berdampak terhadap kegiatan usaha pada sebagian besar sektor lapangan usaha, terutama sektor jasa, perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan," katanya.
Berita Terkait
Pilkada Kota Semarang, Yoyok-Joko legawa kalah
Jumat, 29 November 2024 16:39 Wib
Pilwakot Semarang, Agustina tak mau jumawa meski unggul
Kamis, 28 November 2024 7:40 Wib
Pilkada Semarang, Yoyok-Joko unggul di TPS mencoblos
Rabu, 27 November 2024 20:00 Wib
Agustin-Iswar unggul telak di TPS mencoblos
Rabu, 27 November 2024 18:13 Wib
Pilkada 2024, Agustina berharap masyarakat tak terpengaruh kampanye hitam
Rabu, 27 November 2024 16:02 Wib
Pilwakot Semarang, Agustina minta relawan kawal suara sampai penetapan
Rabu, 27 November 2024 14:37 Wib
Pilkada 2024, Yoyok Sukawi shalat Dhuha dulu sebelum datangi TPS
Rabu, 27 November 2024 10:53 Wib
Wali Kota Semarang cek TPS rawan banjir dan rob
Rabu, 27 November 2024 6:28 Wib