Berlin, ANTARA JATENG - Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel
menuding Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai penyulut konflik
Timur Tengah dan berpotensi memicu persaingan senjata setelah
negara-negara tetangga Qatar memutus hubungan diplomatik dengan Doha.
"Kontrak
militer besar-besaran Presiden AS Trump dengan negara-negara Teluk
meningkatkan risiko persaingan senjata," ujar Gabriel dalam wawancara
dengan surat kabar Handelsblatt yang diterbitkan pada Rabu.
"Kebijakan ini jelas salah dan jelas bukan kebijakan Jerman," kata Gabriel, Selasa (6/6) waktu setempat.
"Saya sangat khawatir mengenai peningkatan eskalasi dan konsekuensi bagi seluruh kawasan," imbuhnya.
Arab
Saudi dan para sekutunya termasuk Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain
mengumumkan, Senin, negara-negara tersebut memutus hubungan diplomatik
dan akses transportasi udara, laut dan darat dengan Qatar.
Mereka menuding Qatar menjadi sarang kelompok ekstremis dan memberikan dukungan bagi agenda musuh utama Arab Saudi, Iran.
(Baca: Trump tampak dukung negara Arab isolasi Qatar)
Berita Terkait
Gibran kembali berkantor setelah penetapan wakil presiden terpilih
Kamis, 25 April 2024 16:26 Wib
Dini sebut menteri tak perlu izin presiden untuk penuhi panggilan MK
Selasa, 2 April 2024 9:49 Wib
Presiden Joko Widodo tinjau pengungsi banjir di Demak
Jumat, 22 Maret 2024 14:14 Wib
Presiden Jokowi tinjau banjir di Demak
Jumat, 22 Maret 2024 9:15 Wib
Gibran tetap berkantor setelah KPU tetapkan presiden-wakil presiden
Kamis, 21 Maret 2024 11:35 Wib
Pilkada Jateng, Gerindra harus koalisi meski perolehan kursi di DPRD
Senin, 11 Maret 2024 21:15 Wib
Presiden Jokowi tandai pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar
Jumat, 8 Maret 2024 20:34 Wib
Presiden minta TNI-Polri amati perkembangan teknologi dalam perang
Rabu, 28 Februari 2024 12:59 Wib