Jakarta, ANTARA JATENG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) Suhardi Alius menyambangi Istana Kepresidenan untuk melaporkan
perkembangan penanggulangan tindak kriminal terorisme di Jawa Timur
kepada Presiden Joko Widodo.
"Saya paparkan ke beliau perkembangan dan situasi aktual, termasuk
juga apa yang sudah kita lakukan selama ini di samping penindakan atau hard approach yang kita kembangkan juga ada juga soft approach," kata Suhardi ditemui di Komplek Istana Kepresidenan usai bertemu Jokowi pada Senin.
Menurut Suhardi, selain penindakan BNPT juga melakukan upaya
pencegahan melalui pembinaan mantan napi teroris sehingga penanganannya
berimbang.
Presiden, ujar Suhardi, meminta kepada BNPT untuk menindaklanjuti
program penanganan tindak kriminal terorisme yang berjalan efektif.
"Yang sudah baik tolong diteruskan, yang masih belum tolong cari
pola-pola yang baik untuk bisa lebih tepat dalam rangka melakukan
sosialisasi kepada masyarakat," kata Suhardi menjelaskan arahan Presiden
kepada BNPT.
Selain itu, BNPT juga meminta agar pemerintah daerah dapat bekerja
secara simultan dengan pemerintah pusat dalam menangani mantan napi
terorisme maupun WNI yang dideportasi dari luar negeri akibat dugaan
terkait kegiatan teror atau Negara Islam Irak-Suriah (ISIS).
Suhardi menjelaskan kerja sama pemerintah daerah diperlukan dalam
memantau identitas dan kegiatan sejumlah mantan napi teroris maupun
"deportan" sebagai tindak pencegahan.
"Harusnya peranan media dan peranan Pemda itu harus ada. Jangan diam
saja dan akses keamanan bisa dari Polri dan TNI, tapi akses sosial dan
sebagainya itu keterlibatan dari pemerintah daerah. Jadi jangan cuma
nanti pas ada kejadian baru ribut," ujar Suhardi.
Sebelumnya, petugas gabungan dari Polres Tuban, Brimob dan TNI
menembak mati enam terduga teroris saat kontak senjata pada Sabtu (8/4)
sore di Tuban, Jatim.
Para terduga teroris menyerang pos lalu lintas di Jenu, Tuban dengan
menumpangi mobil H 9037 BZ dan menembak salah satu anggota Satlantas
Polres Tuban.
Dari hasil pemeriksaan sementara, terungkap bahwa pelaku bernama AH
(alamat Tersono, Batang, Jateng), SA (Ngaliyan, Semarang, Jateng), YR
(alamat Gemuh, Kendal, Jateng) dan EP (Tersono, Batang, Jateng).
Keterangan Polisi menjelaskan para pelaku diduga merupakan anggota
jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Semarang yang diketuai oleh amir
JAD Semarang yakni Fauzan Mubarok.
(Baca juga: Kronologi pengejaran enam terduga teroris di Tuban)
Berita Terkait
Gibran kembali berkantor setelah penetapan wakil presiden terpilih
Kamis, 25 April 2024 16:26 Wib
Dini sebut menteri tak perlu izin presiden untuk penuhi panggilan MK
Selasa, 2 April 2024 9:49 Wib
Presiden Joko Widodo tinjau pengungsi banjir di Demak
Jumat, 22 Maret 2024 14:14 Wib
Presiden Jokowi tinjau banjir di Demak
Jumat, 22 Maret 2024 9:15 Wib
Gibran tetap berkantor setelah KPU tetapkan presiden-wakil presiden
Kamis, 21 Maret 2024 11:35 Wib
Pilkada Jateng, Gerindra harus koalisi meski perolehan kursi di DPRD
Senin, 11 Maret 2024 21:15 Wib
Presiden Jokowi tandai pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar
Jumat, 8 Maret 2024 20:34 Wib
Presiden minta TNI-Polri amati perkembangan teknologi dalam perang
Rabu, 28 Februari 2024 12:59 Wib