Tinggal satu cabang olahraga yang belum menggelar babak kulaifikasi, yaitu sepak bola menyusul pembekuan induk organisasi olahraga sepak bola di Tanah Air tersebut oleh pemerintah.
Tetapi akhir Maret ini dipastikan semua cabang olahraga sudah menyelesaikan babak kualifikasi karena pra-PON cabang olahraga "merakyat" (sepak bola) itu dijadwalkan mulai dilakasanakan pada 20 Maret mendatang.
Jawa Tengah, salah satu provinsi peserta pesta olahraga multieven empat tahunan tersebut, juga sudah melakukan berbagai langkah untuk menuju ke PON di Jawa Barat, salah satunya dengan mengikuti babak kualifikasi yang menghasilkan beberapa cabang berhak mengirimkan atletnya untuk berlaga di PON. Tinggal satu cabang olahraga lagi yang ditunggu oleh Jateng, yaitu sepak bola.
Kalau cabang olahraga ini berhasil lolos, tentunya Jawa Tengah akan tampil untuk semua cabang olahraga yang dipertandingkan di Jawa Barat mendatang kecuali drumband, sofball putri, dan futsal.
Pada gelaran olahraga multieven nasional di Jawa Barat mendatang, Jawa tengah memiliki target untuk memperbaiki prestasi. Peningkatan prestasi itu diimplementasikan dengan meningkatknya perolehan medali emas.
Saat di Jawa Barat mendatang, Jateng menargetkan meraih 60 medali emas dari 750 medali yang diperebutkan atau 7,8 persen.
"Dengan etsimasi itu, Jateng akan aman berada di posisi keempat. Asumsi peningkatan prestasi itu adalah meningkatkan jumlah perolehan medali emas," kata Ketua Umum KONI Jateng Hartono.
Kalau untuk berada di posisi ketiga, pihaknya masih belum bisa berbicara banyak dan masih berat bagi Jateng untuk mematahkan dominasi Jatim, Jabar, dan DKI Jakarta.
Menurut dia, untuk sementara itu pihaknya masih memetakan cabang olahraga dan setidaknya ada 23 cabang olahraga yang menjadi harapan untuk menyumbangkan medali emas bagi Jawa Tengah, seperti taekwondo, tarung drajat, dan renang.
Ia menambahkan untuk bisa meningkatkan prestasi ini, Jateng memerlukan atlet terbaik yang memiliki integritas tinggi dalam bertanding.
"Untuk menyiapkan atlet terbaik diperlukan program yang terukur dan kami sudah mendatangkan beberapa pelatih asing di antaranya untuk cabang olahraga wushu dan taekwondo," katanya.
Menurut dia, KONI Jateng terus memetakan kekuatan diri sendiri. Tiga provinsi teratas, yaitu Jabar, Jatim, dan DKI Jakarta bukanlah ancaman bagi Jawa Tengah.
Justru kekuatan provinsi yang selama ini berada di bawah Jateng, seperti Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur yang perlu diwaspadai.
Ia mengatakan dengan kekuatan sumber dana yang cukup kuat, tiga daerah tersebut bisa menjadi batu sandungan bagi Jateng.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri, butuh koordinasi dengan pengurus cabang olahraga dan KONI kabupaten/kota. Kami sudah minta KONI kabupaten/kota untuk kembali menginventarisasi atlet potensial binaannya," katanya.
Realistis
Raihan 60 medali emas pada PON XIX di Jawa Barat tersebut merupakan pencapaian yang realistis bagi Jawa Tengah.
"Setelah saya hitung-hitung kita hanya meraih 60 medali emas atau delapan persen dari jumlah nomor yang dipertandingkan sebanyak 750 nomor. Ini pencapaian yang realistis untuk PON mendatang," katanya.
Ia mengatakan kalau dirinya berbicara dengan teman-teman tentunya mereka akan mengatakan Jateng bisa meraih 100 keping emas tetapi itu tidak realistis.
"Kalau 62 medali emas merupakan hitungan yang realistis dan dengan jumlah perolehan itu, kita masih bisa bertengger di peringkat keempat," katanya.
Menurut dia, ada bebarapa cabang olahraga yang pencapaiannya menurun dibandingkan dengan pada PON XVIII/2012 Riau, misalnya saat di Riau bisa meraih enam medali emas maka di Jabar diperkirakan hanya meraih tiga emas.
Cabang olahraga atletik yang pada PON di Riau meraih tujuh medali emas diperkirakan bakal turun mengingat beberapa atlet nasional asal Jawa Tengah pindah ke daerah lain, seperti Triyaningsih ke DKI Jakarta kemudian Agus Prayogo ke Jawa Barat.
Padahal, pada PON di Riau, Triyaningsih menyumbangkan dua medali emas dari nomor lari 5.000 dan 10 ribu meter putri, kemudian Agus Prayogo juga menyumbangkan dua medali emas dari nomor lari 5.000 dan 10 ribu meter putra.
Pengurus KONI Jateng bidang kesejahteraan atlet Ahmad Ris Ediyanto yang akrab disapa Ade Oesman, mengatakan ketua umum memprediksikan sebanyak itu karena sekarang ini sudah beberapa cabang olahraga yang menjalani babak kualifikasi atau pra-PON.
Ia menyebutkan pada PON di Jawa Barat mendatang, Jateng menetapkan ada delapan cabang olahraga unggulan, yaitu panjat tebing, paralayang, atletik, sepatu roda, taekwondo, anggar, pencak silat, dan aeromodelling.
Ade Oesman menambahkan tempat pelaksanaan PON dari waktu ke waktu terus bertambah, yaitu mulai dari PON XV/2000 Jawa Timur tersebar di empat kabupaten/kota, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Jember.
Kemudian PON XVI/2004 Palembang tersebar di enam kabupaten/kota, yaitu Palembang, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Pagar Alam, Indralaya, dan Prabumulih. Pada PON XVII/2008 Kalimantan Timir juga di enam kabupaten/kota, yaitu Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Bontang, Tarakan, dan Brau.
Pada PON XVIII/2012 Riau tersebar di 10 kabupaten/kota, yaitu Pekanbaru, Pelelawan, Siak, Bengkalis, Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Rokan Hulu, dan Kuantan.
Kalau pada PON XIX/2016 di Jawa Barat mendatang bakal tersebar di 15 kabupaten/kota, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Sumedang, Cimahi, Bogor, Indramayu, Pangandaran, Subang, Karawang, Cirebon, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Ciamis.