Semarang (ANTARA) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi menegaskan pemberantasan kelompok-kelompok intoleran menjadi atensi bagi kepolisian di provinsi ini.

"Tidak ada tempat bagi radikalisme, terorisme, dan premanisme di Jawa Tengah," kata Luthfi saat pemaparan evaluasi kinerja Polda Jawa Tengah selama 2020 di Semarang, Rabu.

Ia menjelaskan kelompok intoleran menganggap musuh orang-orang yang dinilai beda pemahaman.

Baca juga: Total 12 pelaku intoleran ditangkap

"Intoleran ini, yang beda dianggap musuh. Naik jadi radikal kalau bisa mengganti dasar negara, naik jadi teroris kalau sudah menggunakan alat," katanya.

Terhadap kelompok-kelompok intoleran ini, kata dia, sulit diidentifikasi jika belum ada perbuatan yang dilakukan.

"Kalau belum ada perbuatannya bukan tindak pidana. Kalau sudah ada wujud perbuatan, sudah masuk pidana," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, Bhabinkamtibmas menjadi leading sector untuk melakukan upaya pembinaan.

Ia juga telah mengingatkan para kapolres untuk tidak memberi tempat bagi kelompok intoleran hingga premanisme tersebut.

Baca juga: 8 anggota kelompok intoleran pelaku kekerasan di Solo diadili

Baca juga: Polisi tangkap lagi dua orang kelompok aksi intoleran di Solo


Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024