Seiring diterapkannya kebijakan subsidi listrik tepat sasaran, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) "kebanjiran" pengaduan dari masyarakat yang subsidi listriknya  dicabut.

Sebelumnya jumlah pelanggan listrik daya 900 VA bersubsidi mencapai 3,3 juta pelanggan, setelah diterapkan kebijakan subsidi tepat sasaran, turun menjadi 548.000 pelanggan saja.

Tingginya pengaduan masyarakat yang subsidi listriknya dicabut tersebut tentu harus dibarengi dengan meningkatnya pemahaman dari masyarakat mengenai kebijakan tersebut dan perlunya digiatkan kembali program hemat listrik pada pukul 17.00-22.00.

Pilihan pukul 17.00-22.00 karena lampu-lampu mulai dinyalakan baik yang ada di rumah maupun di jalan,
sehingga pemakaian listrik meningkat dan setelah pukul 22.00 banyak orang mulai beristirahat, sehingga lampu-lampu dimatikan dan pemakaian listrik berkurang.

PLN dan stakeholder terkait harus mengambil peran secara masif memberikan edukasi bahwa listrik tidak murah karena ada beragam komponen untuk menentukan tarif listrik seperti perawatan, bahan bakar, dan margin untuk PLN.

Masyarakat perlu mendapatkan edukasi bahwa dibutuhkan banyak biaya untuk membangun
pembangkit-pembangkit baru di daerah yang belum teraliri listrik.

Dengan pemahaman bahwa listrik mahal, diharapkan masyarakat akan menyadari bahwa subsidi listrik sudah seharusnya dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan seperti mereka yang tinggal di daerah terpencil dengan ekonomi yang kurang mampu.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024