Gerakan Pangan Murah Semarang salurkan 3.387 paket sembako murah
Semarang (ANTARA) - Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Bazaar Ramadhan 1445 Hijriah yang berlangsung di Balai Kota Semarang menyalurkan sebanyak 3.387 paket sembako murah yang bisa ditebus dengan harga Rp50.000 per paket.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra, di Semarang, Senin, menyebutkan bahwa GPM pertama dan kedua telah sukses dilaksanakan, dan kali ini merupakan GPM yang ketiga.
Pada GPM ketiga, kata dia, terselenggara secara serentak di 12 kabupaten/kota, di antaranya sembilan daerah yang dipantau inflasinya, ditambah tiga kabupaten/kota, yakni Kabupaten Pemalang, Brebes, dan kota Salatiga.
"Untuk beras hari ini di sembilan wilayah ada 94 ton, dan keseluruhan di 12 kota ada 150 ton beras. Kemudian, 18 ton gula pasir dan 9 ton telur ayam ras," katanya.
Dengan gencarnya GPM yang merupakan kolaborasi BI, Pemerintah Provinsi Jateng, dan pemerintah kabupaten/kota, Rahmat berharap inflasi di Jateng bisa terkendali dan turun.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana yang hadir menyampaikan bahwa GPM telah terselenggara 150 kali di Jateng sejak awal Januari hingga 1 April 2024, dan telah dirasakan dampaknya.
Dampak paling terasa, kata dia, harga sejumlah komoditas pangan mulai turun, seperti beras dari sebelumnya Rp17.000 per kilogram menjadi Rp14.600 per kg.
Menurut dia, pelaksanaan GPM adalah salah satu upaya untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok di tengah meningkatnya konsumsi masyarakat pada Ramadhan hingga Idul Fitri 1445 Hijriah.
Dalam pelaksanaan GPM, kata dia, Pemprov Jateng memberikan intervensi berupa fasilitasi distribusi berupa bantuan transportasi, bongkar muat, dan pengemasan kepada para produsen.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan setidaknya 60 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berpartisipasi pada kegiatan Bazaar Ramadhan dan GPM Kota Semarang.
"Tebus murah ini untuk masyarakat menengah ke bawah dengan harga (barang senilai, red.) Rp150.000 yang cukup membayar hanya Rp50.000," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Tak hanya itu, komoditas lainnya juga rata-rata dijual di bawah harga pasar, seperti daging lebih murah Rp15.000 dan minyak goreng juga selisih sampai Rp3.000-4.000 dari harga pasar.
Rencananya, Pemkot Semarang juga akan menggelar tebus suka-suka untuk mendapatkan 2,5 kg beras dan membayar secara suka rela yang berlangsung di tiga kecamatan yang terdampak banjir di Kota Semarang.
"Ini kemarin mencontoh dari Yayasan Sam Poo Kong. Beras ini dikumpulkan baik dari teman-teman PNS. Kami menghimpun beras, nanti akan didistribusikan di tiga kecamatan termasuk Korpri untuk bisa tebus suka-suka. Jadi, mau bayar Rp10.000, Rp 1.000, Rp5.000, atau berapa pun lah mereka mampu," pungkasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra, di Semarang, Senin, menyebutkan bahwa GPM pertama dan kedua telah sukses dilaksanakan, dan kali ini merupakan GPM yang ketiga.
Pada GPM ketiga, kata dia, terselenggara secara serentak di 12 kabupaten/kota, di antaranya sembilan daerah yang dipantau inflasinya, ditambah tiga kabupaten/kota, yakni Kabupaten Pemalang, Brebes, dan kota Salatiga.
"Untuk beras hari ini di sembilan wilayah ada 94 ton, dan keseluruhan di 12 kota ada 150 ton beras. Kemudian, 18 ton gula pasir dan 9 ton telur ayam ras," katanya.
Dengan gencarnya GPM yang merupakan kolaborasi BI, Pemerintah Provinsi Jateng, dan pemerintah kabupaten/kota, Rahmat berharap inflasi di Jateng bisa terkendali dan turun.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana yang hadir menyampaikan bahwa GPM telah terselenggara 150 kali di Jateng sejak awal Januari hingga 1 April 2024, dan telah dirasakan dampaknya.
Dampak paling terasa, kata dia, harga sejumlah komoditas pangan mulai turun, seperti beras dari sebelumnya Rp17.000 per kilogram menjadi Rp14.600 per kg.
Menurut dia, pelaksanaan GPM adalah salah satu upaya untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok di tengah meningkatnya konsumsi masyarakat pada Ramadhan hingga Idul Fitri 1445 Hijriah.
Dalam pelaksanaan GPM, kata dia, Pemprov Jateng memberikan intervensi berupa fasilitasi distribusi berupa bantuan transportasi, bongkar muat, dan pengemasan kepada para produsen.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan setidaknya 60 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berpartisipasi pada kegiatan Bazaar Ramadhan dan GPM Kota Semarang.
"Tebus murah ini untuk masyarakat menengah ke bawah dengan harga (barang senilai, red.) Rp150.000 yang cukup membayar hanya Rp50.000," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Tak hanya itu, komoditas lainnya juga rata-rata dijual di bawah harga pasar, seperti daging lebih murah Rp15.000 dan minyak goreng juga selisih sampai Rp3.000-4.000 dari harga pasar.
Rencananya, Pemkot Semarang juga akan menggelar tebus suka-suka untuk mendapatkan 2,5 kg beras dan membayar secara suka rela yang berlangsung di tiga kecamatan yang terdampak banjir di Kota Semarang.
"Ini kemarin mencontoh dari Yayasan Sam Poo Kong. Beras ini dikumpulkan baik dari teman-teman PNS. Kami menghimpun beras, nanti akan didistribusikan di tiga kecamatan termasuk Korpri untuk bisa tebus suka-suka. Jadi, mau bayar Rp10.000, Rp 1.000, Rp5.000, atau berapa pun lah mereka mampu," pungkasnya.