Menteri Basuki tinjau proyek penataan kawasan kota lama Banyumas
Banyumas (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau proyek penataan kawasan kota lama Banyumas di Desa Sudagaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin siang.
Dalam peninjauan tersebut, Menteri Basuki yang didampingi sejumlah pejabat Kementerian PUPR berkeliling kawasan Kota Lama Banyumas dengan menumpang delman.
Saat ditemui wartawan, Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR memiliki program untuk revitalisasi kota-kota tua atau lama.
"Kalau di Jawa Tengah ini ada di Lasem, ada di Semarang, ada di Dieng, ada di Ambarawa, di Solo, juga di Ngawi Jawa Timur. Kalau di Ambarawa itu di Benteng Pendem Fort Willem I sama di Bukit Cinta Rawapening termasuk Gedong Songo Bandungan, sekarang di Banyumas," katanya menjelaskan.
Baca juga: Menteri PUPR: Pembangunan kota harus memiliki hubungan dengan warganya
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya ingin meninjau progres penataan kawasan Kota Lama Banyumas untuk melihat kemungkinan masih ada yang kurang.
Ia mengakui ada beberapa spot di kawasan Kota Lama Banyumas yang perlu disempurnakan lagi.
"Mudah-mudahan bisa kita lakukan di tahun 2024," katanya didampingi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.
Kendati demikian, Menteri PUPR belum bisa memastikan besaran anggaran yang akan dikucurkan pada tahun 2024 karena masih harus melihat berapa panjang jalur pedestarian yang akan dibangun termasuk spot-spot yang perlu disempurnakan.
Lebih lanjut, Basuki mengaku "diprovokasi" oleh jurnalis senior Andy F Noya untuk menggelar lomba dayung di Banyumas untuk mendukung keberadaan kawasan Kota Lama Banyumas.
"Kebetulan saya Ketua Umum PB PODSI, mungkin kalau bisa nanti kita bantu. Saya juga bikinkan dermaga untuk di Pekalongan, untuk lomba dayung tiap Idul Fitri, seminggu setelah Idul Fitri di Pekalongan, Batang itu," katanya.
Baca juga: Menteri PUPR pastikan terowongan Tol Cisumdawu masih aman dilalui
Disinggung mengenai prospek kawasan Kota Lama Banyumas, Menteri PUPR mengatakan pihaknya membantu dalam pembangunan fisiknya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian PUPR, selanjutnya Andy F Noya bersama Camat Banyumas Oka Yudhistira Pranayudha akan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan berbagai ide kreatifnya.
Terkait dengan hal itu, Camat Banyumas Oka Yudhistira Pranayudha mengaku bersyukur karena pembangunan fisik di kawasan Kota Lama Banyumas sudah terwujud.
"Tinggal bagaimana keterlibatan masyarakat agar bangunan fisik yang sudah dibantu Kementerian PUPR ini bisa optimal. Dengan kekuatan masyarakat nanti pemberdayaan kita atur agar tidak kumuh," katanya.
Menurut dia, pihaknya bersama masyarakat sudah sepakat agar di kawasan Kota Lama Banyumas bebas dari parkir, bebas dari pedagang kaki lima (PKL), dan akan disiapkan kegiatan-kegiatan kreatif dengan dibantu oleh Andy F Noya.
Oleh karena Kota Lama Banyumas memiliki kekuatan dalam bidang budaya, kata dia, pihaknya akan mengangkat seni, budaya, bangunan-bangunan tua, dan kreativitas masyarakat.
Terkait dengan konsep Kota Lama Banyumas, Andy F Noya mengatakan sebenarnya hal itu merupakan gagasan kemitraan Kementerian PUPR dengan Prof Windu Partono beserta timnya.
"Jadi ini konsepnya hampir sama seperti yang dilakukan PUPR di Semarang dan ini kemudian akan diaplikasikan di sini. Jadi konsepnya hampir sama, disesuaikan dengan kebudayaan dan kebutuhan setempat," kata Andy yang saat ini telah menjadi warga Banyumas.
Penataan kawasan Kota Lama Banyumas tahap pertama yang dilaksanakan pada bulan Juni-Desember 2023 itu didanai oleh Kementerian PUPR dengan anggaran sebesar Rp13,1 miliar untuk lingkup pekerjaan pedestrian, peningkatan jalan, drainase, vegetasi, street furniture, dan mekanikal elektrikal.
Dalam peninjauan tersebut, Menteri Basuki yang didampingi sejumlah pejabat Kementerian PUPR berkeliling kawasan Kota Lama Banyumas dengan menumpang delman.
Saat ditemui wartawan, Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR memiliki program untuk revitalisasi kota-kota tua atau lama.
"Kalau di Jawa Tengah ini ada di Lasem, ada di Semarang, ada di Dieng, ada di Ambarawa, di Solo, juga di Ngawi Jawa Timur. Kalau di Ambarawa itu di Benteng Pendem Fort Willem I sama di Bukit Cinta Rawapening termasuk Gedong Songo Bandungan, sekarang di Banyumas," katanya menjelaskan.
Baca juga: Menteri PUPR: Pembangunan kota harus memiliki hubungan dengan warganya
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya ingin meninjau progres penataan kawasan Kota Lama Banyumas untuk melihat kemungkinan masih ada yang kurang.
Ia mengakui ada beberapa spot di kawasan Kota Lama Banyumas yang perlu disempurnakan lagi.
"Mudah-mudahan bisa kita lakukan di tahun 2024," katanya didampingi Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.
Kendati demikian, Menteri PUPR belum bisa memastikan besaran anggaran yang akan dikucurkan pada tahun 2024 karena masih harus melihat berapa panjang jalur pedestarian yang akan dibangun termasuk spot-spot yang perlu disempurnakan.
Lebih lanjut, Basuki mengaku "diprovokasi" oleh jurnalis senior Andy F Noya untuk menggelar lomba dayung di Banyumas untuk mendukung keberadaan kawasan Kota Lama Banyumas.
"Kebetulan saya Ketua Umum PB PODSI, mungkin kalau bisa nanti kita bantu. Saya juga bikinkan dermaga untuk di Pekalongan, untuk lomba dayung tiap Idul Fitri, seminggu setelah Idul Fitri di Pekalongan, Batang itu," katanya.
Baca juga: Menteri PUPR pastikan terowongan Tol Cisumdawu masih aman dilalui
Disinggung mengenai prospek kawasan Kota Lama Banyumas, Menteri PUPR mengatakan pihaknya membantu dalam pembangunan fisiknya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian PUPR, selanjutnya Andy F Noya bersama Camat Banyumas Oka Yudhistira Pranayudha akan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan berbagai ide kreatifnya.
Terkait dengan hal itu, Camat Banyumas Oka Yudhistira Pranayudha mengaku bersyukur karena pembangunan fisik di kawasan Kota Lama Banyumas sudah terwujud.
"Tinggal bagaimana keterlibatan masyarakat agar bangunan fisik yang sudah dibantu Kementerian PUPR ini bisa optimal. Dengan kekuatan masyarakat nanti pemberdayaan kita atur agar tidak kumuh," katanya.
Menurut dia, pihaknya bersama masyarakat sudah sepakat agar di kawasan Kota Lama Banyumas bebas dari parkir, bebas dari pedagang kaki lima (PKL), dan akan disiapkan kegiatan-kegiatan kreatif dengan dibantu oleh Andy F Noya.
Oleh karena Kota Lama Banyumas memiliki kekuatan dalam bidang budaya, kata dia, pihaknya akan mengangkat seni, budaya, bangunan-bangunan tua, dan kreativitas masyarakat.
Terkait dengan konsep Kota Lama Banyumas, Andy F Noya mengatakan sebenarnya hal itu merupakan gagasan kemitraan Kementerian PUPR dengan Prof Windu Partono beserta timnya.
"Jadi ini konsepnya hampir sama seperti yang dilakukan PUPR di Semarang dan ini kemudian akan diaplikasikan di sini. Jadi konsepnya hampir sama, disesuaikan dengan kebudayaan dan kebutuhan setempat," kata Andy yang saat ini telah menjadi warga Banyumas.
Penataan kawasan Kota Lama Banyumas tahap pertama yang dilaksanakan pada bulan Juni-Desember 2023 itu didanai oleh Kementerian PUPR dengan anggaran sebesar Rp13,1 miliar untuk lingkup pekerjaan pedestrian, peningkatan jalan, drainase, vegetasi, street furniture, dan mekanikal elektrikal.