UNS ajak masyarakat manfaatkan buah lokal untuk makanan olahan
Karanganyar (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam Tim Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Sekolah Vokasi (SV) mengajak masyarakat di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah memanfaatkan buah lokal untuk memproduksi makanan olahan.
Ketua Tim MBKM SV UNS Salsabyla Claudinda Virgy, di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan pada kegiatan tersebut masyarakat dilatih untuk membuat es krim dan selai dari buah jambu biji.
Ia mengatakan inovasi tersebut dilakukan karena melimpahnya sumber daya alam di Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso.
Meski melimpah, katanya pula, keuntungan yang dihasilkan petani jambu biji relatif rendah akibat minimnya masa simpan serta harga jual yang rendah yakni berkisar Rp750-4.000/kg.
Budi daya jambu biji yang relatif mudah menyebabkan suplai yang melimpah, sehingga harga jual rendah. Ia mengatakan jika terus-menerus terjadi akan berpengaruh buruk pada pendapatan yang diperoleh para petani jambu.
Oleh karena itu, ia bersama anggota lain dalam tim membuat program inovasi produk berbahan dasar jambu biji dalam bentuk es krim dan selai.
"Produk es krim dan selai jambu biji tentunya menjadi olahan yang kaya akan vitamin C sebagai antioksidan tubuh. Vitamin C dalam jambu biji memiliki persentase lebih tinggi dibanding buah lainnya," katanya pula.
Menurut dia, sosialisasi dan pelatihan terkait olahan komoditas jambu biji bertujuan agar masyarakat desa makin berkembang dari segi ilmu serta kemampuan dalam memproduksi suatu produk.
"Selepas pelatihan pembuatan es krim dan selai dari jambu biji, nantinya proses produksi dapat dilaksanakan secara mandiri oleh setiap peserta pelatihan sebagai keberlanjutan kegiatan, agar tidak berhenti pada pelatihan saja," katanya.
Ia menambahkan olahan es krim dan selai juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di desa tersebut karena banyaknya minat konsumen akan olahan tersebut.
"Pelatihan produk olahan jambu biji ini diharapkan dapat memperbaiki masa simpan serta mengubah sifat buah dari low profit menjadi profitable," katanya lagi.
Baca juga: Tim PKM UNS ciptakan permainan edukatif mitigasi bencana
Ketua Tim MBKM SV UNS Salsabyla Claudinda Virgy, di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan pada kegiatan tersebut masyarakat dilatih untuk membuat es krim dan selai dari buah jambu biji.
Ia mengatakan inovasi tersebut dilakukan karena melimpahnya sumber daya alam di Desa Puntukrejo, Kecamatan Ngargoyoso.
Meski melimpah, katanya pula, keuntungan yang dihasilkan petani jambu biji relatif rendah akibat minimnya masa simpan serta harga jual yang rendah yakni berkisar Rp750-4.000/kg.
Budi daya jambu biji yang relatif mudah menyebabkan suplai yang melimpah, sehingga harga jual rendah. Ia mengatakan jika terus-menerus terjadi akan berpengaruh buruk pada pendapatan yang diperoleh para petani jambu.
Oleh karena itu, ia bersama anggota lain dalam tim membuat program inovasi produk berbahan dasar jambu biji dalam bentuk es krim dan selai.
"Produk es krim dan selai jambu biji tentunya menjadi olahan yang kaya akan vitamin C sebagai antioksidan tubuh. Vitamin C dalam jambu biji memiliki persentase lebih tinggi dibanding buah lainnya," katanya pula.
Menurut dia, sosialisasi dan pelatihan terkait olahan komoditas jambu biji bertujuan agar masyarakat desa makin berkembang dari segi ilmu serta kemampuan dalam memproduksi suatu produk.
"Selepas pelatihan pembuatan es krim dan selai dari jambu biji, nantinya proses produksi dapat dilaksanakan secara mandiri oleh setiap peserta pelatihan sebagai keberlanjutan kegiatan, agar tidak berhenti pada pelatihan saja," katanya.
Ia menambahkan olahan es krim dan selai juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di desa tersebut karena banyaknya minat konsumen akan olahan tersebut.
"Pelatihan produk olahan jambu biji ini diharapkan dapat memperbaiki masa simpan serta mengubah sifat buah dari low profit menjadi profitable," katanya lagi.
Baca juga: Tim PKM UNS ciptakan permainan edukatif mitigasi bencana