Semarang (ANTARA) - Tanoto Foundation terus melakukan penguatan literasi dan numerasi termasuk di wilayah Jawa Tengah dengan berbagai program pendampingan dan untuk saling berbagi antardaerah dilakukanlah pertemuan pemangku kepentingan tingkat provinsi.
"Ini merupakan acara tahunan dan menjadi ajang untuk pertemuan mitra Tanoto Founfation untuk berbagi praktik baik selama satu tahun terakhir yang dilakukan di daerahnya masing-masing," kata Putut Saputro selaku Government Relation Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah di sela acara yang berlangsung di Semarang, Kamis (2/11).
Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan lima daerah pendampingan Tanoto Foundation yakni Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Kendal, dan Kota Semarang; Kepala BBGP Pronvisi Jawa Tengah Darmadi; Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah Nugraheni Triastuti; Government and Planning Lead Tanoto Foundation Merryen Silalahi; dan Wakil Direktur Pendidikan Dasar Tanoto Foundation Karen Alexandria.
Merryen menjelaskan dari hasil saling berbagi pengalaman baik tersebut, diharapkan bisa jadi pilot project dan contoh bagi daerah lain demi kemajuan dunia pendidikan, karena masing-masing perwakilan kabupaten/kota yang hadir memiliki program unggulan.
"Program pendampingan yang kami lakukan mendapatkan antusias yang sangat baik dari pemerintah dan sekolah dimana hasilnya keluar program yang diharapkan menjadi rule model yang dapat ditiru sekolah lain," kata Merryen.
Tiga program Tanoto Foundation, lanjut Merryen, yakni PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran; Siapkan Generasi Anak Berprestasi atau SIGAP; dan Program Transformasi Edukasi untuk melahirkan Pemimpin Masa Depan (TELADAN).
Seluruh program tersebut, tambah Karen, untuk mendukung kualitas pendidikan yang ada dan masing-masing kabupaten/kota memiliki karakter masing-masing, sehingga antarmereka bisa saling berbagi dan tidak berhenti hanya di sini saja.
Sejumlah inovasi dari pendampingan Tanoto Foundation di antaranya Kota Semarang dengan Peta Mutu Pendidikan; Kendal ada E-Pengawas yang memudahkan kepala dinas mengambil berbagai keputusan di sekolah; Banyumas ada program monitoring implementasi kurikulum Merdeka; Cilacap ada inovasi dan digitalisasi pembelajaran menggunakan media digital; sedangkan di Kabupaten Tegal membentuk 101 inovasi di dunia pendidikan dan ada juga aplikasi pencegah tawuran.
Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Tegal Fakihurrokhim mengatakan wilayahnya saat ini salah satunya telah membuat aplikasi khusus untuk mencegah tawuran yang diberi nama Sistem bangun karakter terintegrasi (Sibakti) yang diluncurkan Juni 2023.
Melalui aplikasi ini akan diketahui pengawasan anak sekolah sedang apa, kenapa tidak ada di sekolah, apakah sedang dimana keberadaannya. Pengawasan akan dapat diketahui karena bisa dipantau dari sekolah, guru, orang tua dan Dinas.
“Lewat aplikasi ini guru akan memberikan tugas yang kemudian bisa dicek tingkat keaktifan siswanya lewat pengerjaan tugas. Misalnya anak tidak mengerjakan penugasan, padahal izinnya berangkat sekolah, nah ini yang nantinya bisa dicek anak ada di sekolah atau justru tidak sampai berada di sekolah.
Fakih menambahkan sampai saat ini sebanyak 70 SMP sudah memakai aplikasi Sibakti per Oktober 2023 dan karena tujuannya adalah membangun karakter, maka diharapkan bisa mencegah terjadinya tawuran antarsiswa SMP.