Pemkot Semarang atasi taman kota kering akibat kemarau
Semarang (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang melakukan berbagai langkah untuk mengatasi taman-taman kota, termasuk di median jalan yang tanamannya kering akibat kemarau panjang sebagai dampak fenomena El Nino.
"Ada beberapa taman yang menjadi kewenangan DPU dan ada juga Disperkim (Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPU Kota Semarang Suwarto, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, taman kota yang menjadi kewenangan DPU, antara lain Bundaran PRPP dan taman median jalan di Jalan Madukoro II yang sempat disorot Wali Kota Semarang karena tanamannya ada yang kering.
"Kemarin wali kota ke Bundaran PRPP memang ada beberapa tanaman kering, terutama yang sebelah utara karena pagi sampai siang kepanasan terus, kalau sisi selatan tertutup flyover jadi lebih hijau," katanya.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, walaupun dilakukan penyiraman secara maksimal, musim kemarau cukup panjang membuat kondisi tanah akan tetap kering dan pecah-pecah.
"Disiram berapapun, tidak akan seperti kalau (musim) hujan. Jadi, tanah pecah-pecah tetap masih ada. Kami perlu melakukan kajian agar bisa dibikin perkerasan dengan (jalur) pedestrian di pinggir," katanya.
Jika di pinggir taman tersebut ditanami kembali, kata dia, harus menyesuaikan dengan jenis tanaman yang cocok di lokasi tersebut.
"Dari kajiannya nanti akan dilakukan pembenahan pada perubahan anggaran (APBD perubahan). Itu khusus yang Bundaran PRPP," katanya.
Untuk taman median jalan di Jalan Madukoro II, menurut dia, hanya terlambat dilakukan pembersihan sehingga akan dilakukan pembersihan, pemangkasan daun-daun kering, dan penyiraman tanaman.
"Kalau yang di (Jalan) Madukoro bisa diatasi dengan itu. Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini jadi bersih dan hijau kembali," kata Suwarto.
Mengenai jadwal penyiraman tanaman di taman kota pada musim kemarau seperti ini, ia menyebutkan penyiraman dilakukan pada sore dan pagi hari.
"Jadwal penyiraman sore setelah Maghrib, kalau pagi sekitar Subuh sampai maksimal jam delapan (pukul 08.00 WIB). Sebab, kalau siang saat panas, tanahnya yang disiram justru akan semakin kering," pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan banyak tanaman di taman-taman kota yang kering dan mati akibat kemarau panjang yang terdampak El Nino.
Ita, sapaan akrab Hevearita, mengajak jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk lebih peduli dalam merawat tanaman yang ada di fasilitas umum, seperti taman kota, apalagi pada saat musim kemarau seperti saat ini.
"Saya minta kepada dinas terkait dan jajarannya untuk aware, perhatian terhadap tanaman yang ada di fasilitas umum," kata Ita.
"Ada beberapa taman yang menjadi kewenangan DPU dan ada juga Disperkim (Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPU Kota Semarang Suwarto, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, taman kota yang menjadi kewenangan DPU, antara lain Bundaran PRPP dan taman median jalan di Jalan Madukoro II yang sempat disorot Wali Kota Semarang karena tanamannya ada yang kering.
"Kemarin wali kota ke Bundaran PRPP memang ada beberapa tanaman kering, terutama yang sebelah utara karena pagi sampai siang kepanasan terus, kalau sisi selatan tertutup flyover jadi lebih hijau," katanya.
Dengan kondisi tersebut, kata dia, walaupun dilakukan penyiraman secara maksimal, musim kemarau cukup panjang membuat kondisi tanah akan tetap kering dan pecah-pecah.
"Disiram berapapun, tidak akan seperti kalau (musim) hujan. Jadi, tanah pecah-pecah tetap masih ada. Kami perlu melakukan kajian agar bisa dibikin perkerasan dengan (jalur) pedestrian di pinggir," katanya.
Jika di pinggir taman tersebut ditanami kembali, kata dia, harus menyesuaikan dengan jenis tanaman yang cocok di lokasi tersebut.
"Dari kajiannya nanti akan dilakukan pembenahan pada perubahan anggaran (APBD perubahan). Itu khusus yang Bundaran PRPP," katanya.
Untuk taman median jalan di Jalan Madukoro II, menurut dia, hanya terlambat dilakukan pembersihan sehingga akan dilakukan pembersihan, pemangkasan daun-daun kering, dan penyiraman tanaman.
"Kalau yang di (Jalan) Madukoro bisa diatasi dengan itu. Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini jadi bersih dan hijau kembali," kata Suwarto.
Mengenai jadwal penyiraman tanaman di taman kota pada musim kemarau seperti ini, ia menyebutkan penyiraman dilakukan pada sore dan pagi hari.
"Jadwal penyiraman sore setelah Maghrib, kalau pagi sekitar Subuh sampai maksimal jam delapan (pukul 08.00 WIB). Sebab, kalau siang saat panas, tanahnya yang disiram justru akan semakin kering," pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menemukan banyak tanaman di taman-taman kota yang kering dan mati akibat kemarau panjang yang terdampak El Nino.
Ita, sapaan akrab Hevearita, mengajak jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk lebih peduli dalam merawat tanaman yang ada di fasilitas umum, seperti taman kota, apalagi pada saat musim kemarau seperti saat ini.
"Saya minta kepada dinas terkait dan jajarannya untuk aware, perhatian terhadap tanaman yang ada di fasilitas umum," kata Ita.