Wali Kota Semarang: Budaya antikorupsi harus ditanamkan sejak dini
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menegaskan bahwa budaya antikorupsi harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak melalui berbagai program dan kegiatan sehingga akan lebih mengena dan membekas.
"Pendidikan karakter kan harus dari anak-anak ya, tidak langsung dewasa. Justru anak-anak akan lebih mengena," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela Sarasehan Pekan Antikorupsi di Semarang, Rabu.
Menurut dia, pendidikan karakter, termasuk budaya antikorupsi juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak di sekolah, tetapi di berbagai kesempatan, seperti misalnya saat kegiatan mengaji, dan sebagainya.
"Kami kan ga mungkin mengurusi sampai ke sekolah-sekolah. Ada tugas kepala dinas, guru, hingga pengawas sekolah. Anak-anak juga tidak hanya di sekolah, mungkin nanti belajar ngaji di masjid, dan sebagainya," katanya.
Karena itu, ia meminta seluruh jajaran untuk bersama-sama membangun budaya antikorupsi di semua elemen sehingga semua unsur dihadirkan dalam sarasehan yang digelar Inspektorat Kota Semarang.
Korupsi, kata dia, tidak juga sebatas terjadi pada lingkup pemerintahan yang berkaitan dengan uang negara, tetapi terjadi juga pada hal-hal yang lainnya, seperti korupsi waktu.
"Jadi, (korupsi) ini bisa terjadi di mana-mana sehingga diharapkan dengan pekan antikorupsi ini (pendidikan karakter, red.) bisa merambah dan lebih mengena ke masyarakat," katanya.
Ita mengapresiasi peran Inspektorat dan jajarannya dalam upaya pencegahan korupsi di lingkup Pemkot Semarang sehingga Kota Semarang pada 2022 meraih penghargaan tertinggi Monitoring Center for Prevention (MCP) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Alhamdulilllah di tahun 2022, Kota Semarang menerima penghargaan tertinggi MCP se-Indonesia. Ini semua berkat partisipasi bapak dan ibu sekalian, dan juga pak Inspektur beserta jajarannya yang terus mengawal sehingga MCP Kota Semarang menjadi yang tertinggi," pungkasnya.
Sementara itu, Inspektur Kota Semarang Trijoto Sardjoko menjelaskan ada banyak kegiatan yang menjadi rangkaian pekan antikorupsi, seperti lomba puisi, pameran poster, dan menonton film pendek.
"Film pendek dibuat temen-temen dari SMP. Temanya dari KPK. Kami harapkan penanaman nilai integritas ini dimulai dari SD sampai SMP. Karena penanaman integritas dari kecil atau sedini mungkin itu akan melekat terus sampai kapanpun," katanya.
Selama ini, kata dia, Inspektorat Kota Semarang telah menjalankan langkah pengawasan secara berkala untuk memastikan jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) menjalankan tugasnya dengan baik.
"Untuk pengawasan korupsi, itu sudah menjadi tupoksi (tugas pokok dan fungsi) kami secara rutin dan berkala. Kami punya jadwal kapan harus turun memeriksa OPD. Itu rutin kami lakukan," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang persilakan kegiatan takbiran keliling
"Pendidikan karakter kan harus dari anak-anak ya, tidak langsung dewasa. Justru anak-anak akan lebih mengena," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela Sarasehan Pekan Antikorupsi di Semarang, Rabu.
Menurut dia, pendidikan karakter, termasuk budaya antikorupsi juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak di sekolah, tetapi di berbagai kesempatan, seperti misalnya saat kegiatan mengaji, dan sebagainya.
"Kami kan ga mungkin mengurusi sampai ke sekolah-sekolah. Ada tugas kepala dinas, guru, hingga pengawas sekolah. Anak-anak juga tidak hanya di sekolah, mungkin nanti belajar ngaji di masjid, dan sebagainya," katanya.
Karena itu, ia meminta seluruh jajaran untuk bersama-sama membangun budaya antikorupsi di semua elemen sehingga semua unsur dihadirkan dalam sarasehan yang digelar Inspektorat Kota Semarang.
Korupsi, kata dia, tidak juga sebatas terjadi pada lingkup pemerintahan yang berkaitan dengan uang negara, tetapi terjadi juga pada hal-hal yang lainnya, seperti korupsi waktu.
"Jadi, (korupsi) ini bisa terjadi di mana-mana sehingga diharapkan dengan pekan antikorupsi ini (pendidikan karakter, red.) bisa merambah dan lebih mengena ke masyarakat," katanya.
Ita mengapresiasi peran Inspektorat dan jajarannya dalam upaya pencegahan korupsi di lingkup Pemkot Semarang sehingga Kota Semarang pada 2022 meraih penghargaan tertinggi Monitoring Center for Prevention (MCP) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Alhamdulilllah di tahun 2022, Kota Semarang menerima penghargaan tertinggi MCP se-Indonesia. Ini semua berkat partisipasi bapak dan ibu sekalian, dan juga pak Inspektur beserta jajarannya yang terus mengawal sehingga MCP Kota Semarang menjadi yang tertinggi," pungkasnya.
Sementara itu, Inspektur Kota Semarang Trijoto Sardjoko menjelaskan ada banyak kegiatan yang menjadi rangkaian pekan antikorupsi, seperti lomba puisi, pameran poster, dan menonton film pendek.
"Film pendek dibuat temen-temen dari SMP. Temanya dari KPK. Kami harapkan penanaman nilai integritas ini dimulai dari SD sampai SMP. Karena penanaman integritas dari kecil atau sedini mungkin itu akan melekat terus sampai kapanpun," katanya.
Selama ini, kata dia, Inspektorat Kota Semarang telah menjalankan langkah pengawasan secara berkala untuk memastikan jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) menjalankan tugasnya dengan baik.
"Untuk pengawasan korupsi, itu sudah menjadi tupoksi (tugas pokok dan fungsi) kami secara rutin dan berkala. Kami punya jadwal kapan harus turun memeriksa OPD. Itu rutin kami lakukan," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang persilakan kegiatan takbiran keliling