Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dian Purnomo Jati mengatakan musim mudik pada 2022 ini dapat menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Periode mudik tahun 2022 akan menjadi momentum peningkatan pertumbuhan ekonomi sehingga perlu dimanfaatkan dengan baik," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Ketua Laboratorium Ekonomi Bisnis Syariah dan Produk Halal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed tersebut mengatakan aktivitas mudik identik dengan membelanjakan uang di sepanjang perjalanan, di tempat tujuan mudik hingga perjalanan kembali ke tempat asal.
"Hal tersebut akan cenderung meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat," katanya.
Beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah uang beredar adalah pembayaran tunjangan hari raya, penarikan uang oleh masyarakat untuk keperluan mudik dan penyaluran bantuan langsung tunai yang didistribusikan oleh pemerintah di bulan April menjelang Lebaran.
Terkait hal tersebut, periode musim mudik dan segala potensi ekonomi yang menyertainya, juga harus dimanfaatkan oleh para pemerintah daerah yang dalam hal ini menjadi tujuan arus mudik tersebut.
"Hendaknya pemerintah-pemerintah daerah sudah mempersiapkan diri untuk berbenah sejak dini menyambut para pemudik dengan berbagai tawaran," katanya.
Dian mencontohkan, pemerintah daerah perlu menyiapkan destinasi-destinasi wisata yang menarik, penataan pusat-pusat kuliner dan perbelanjaan, perbaikan fasilitas-fasilitas umum yang menjadi tempat keramaian dan ketersediaan sarana transportasi yang memadai di hari-hari Lebaran.
"Kegiatan mudik juga akan berimbas positif bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata, perhotelan dan restoran," katanya.
Sementara itu, Dian juga mengingatkan agar para pemangku kebijakan mewaspadai potensi kenaikan inflasi atau harga-harga barang dan jasa yang terlalu tinggi.
"Menjelang Lebaran ini hal yang perlu diwaspadai adalah tingkat inflasi atau kenaikan harga-harga barang dan jasa yang terlalu tinggi yang bisa berdampak terhadap tersendatnya konsumsi masyarakat karena berimbas terhadap kemampuan daya belinya," katanya.
Dengan demikian, kata dia, pemerintah perlu mengendalikan inflasi, dengan salah satu upayanya adalah menjamin ketersediaan kelompok komoditas pangan strategis.