Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya, di Yogyakarta, Senin, menjelaskan awan panas guguran terjadi pada pukul 14.46 WIB dan 15.09 WIB.
"Teramati awan panas guguran dua kali dengan jarak luncur maksimal 2.500 meter mengarah ke barat daya," kata dia.
Berdasarkan periode pengamatan BPPTKG mulai pukul 12.00 sampai 18.00 WIB, Merapi juga tercatat mengeluarkan guguran lava pijar tiga kali ke arah barat daya sejauh 1,5 km.
Selain itu, gempa awan panas guguran juga tercatat dua kali di Gunung Merapi dengan amplitido 32-34 mm selama 175-192 detik dan 33 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-14 meter dengan durasi 11-202 detik.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km).
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.