Perbaikan plafon SD ambrol timpa siswa dianggarkan Rp200 juta
Kudus (ANTARA) - Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang plafonnya ambrol dan menimpa siswa yang sedang belajar, perbaikannya sudah dianggarkan pada APBD 2022 Rp200 juta, kata Bupati Kudus Hartopo.
"Meskipun nantinya sudah ada perbaikan, sebaiknya guru maupun kepala sekolah tetap mengecek kondisi atap apakah dalam kondisi baik atau tidak," ujarnya ditemui di sela-sela meninjau ruang kelas SDN 6 Terban di Kudus, Rabu.
Ia mengingatkan berdasarkan pengamatan di sejumlah ruang kelas SDN 6 Terban, ternyata atapnya banyak yang bocor yang ditandai dengan bekas air di plafonnya.
Hal tersebut, kata dia, menandakan belum ada kepedulian untuk mengecek atapnya apakah ada genteng yang pecah atau melorot sehingga ketika hujan air masuk dan mengakibatkan plafonnya cepat rusak.
Dampaknya, imbuh dia, tidak hanya plafonnya yang rusak, termasuk rangka kayunya juga ikut keropos sehingga kasus plafon ambrol harus diantisipasi dengan kepedulian kepala sekolah maupun guru untuk mengecek ketika ada tanda-tanda kebocoran untuk segera diperbaiki.
"Jika tidak ada perbaikan segera, maka kerusakan serupa juga akan terjadi lagi meskipun sudah ada perbaikan," ujarnya.
Kepala SDN 6 Terban Sutono mengakui bangunan sekolahnya dalam kondisi rusak memang sudah lama, karena sejak tahun 2015 juga sudah diajukan bantuan anggaran perbaikan untuk semua ruang mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.
Akan tetapi, kata dia, anggaran baru cair tahun ini dan kebetulan ada peristiwa siswa yang tertimpa plafon yang ambrol pada Selasa (11/1) pagi. Sedangkan ruang kelas yang mendesak untuk diperbaiki ada empat ruang kelas, yakni ruang kelas 1, 2, 3 dan 4.
Dengan anggaran Rp200 juta, kata dia, tentunya akan dioptimalkan, dengan menunggu perencanaan nantinya apakah bisa digunakan untuk perbaikan semua ruang kelas atau hanya beberapa ruang kelas saja.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Kudus karena mendapatkan perhatian sehingga tahun ini bisa segera diperbaiki setelah menanti selama enam tahun.
Terkait perintah bupati Kudus, kata dia, sudah ada pengecekan terhadap atap yang rusak. Bahkan, sudah dibelikan 500 unit genteng untuk dilakukan penggantian.
"Meskipun nantinya sudah ada perbaikan, sebaiknya guru maupun kepala sekolah tetap mengecek kondisi atap apakah dalam kondisi baik atau tidak," ujarnya ditemui di sela-sela meninjau ruang kelas SDN 6 Terban di Kudus, Rabu.
Ia mengingatkan berdasarkan pengamatan di sejumlah ruang kelas SDN 6 Terban, ternyata atapnya banyak yang bocor yang ditandai dengan bekas air di plafonnya.
Hal tersebut, kata dia, menandakan belum ada kepedulian untuk mengecek atapnya apakah ada genteng yang pecah atau melorot sehingga ketika hujan air masuk dan mengakibatkan plafonnya cepat rusak.
Dampaknya, imbuh dia, tidak hanya plafonnya yang rusak, termasuk rangka kayunya juga ikut keropos sehingga kasus plafon ambrol harus diantisipasi dengan kepedulian kepala sekolah maupun guru untuk mengecek ketika ada tanda-tanda kebocoran untuk segera diperbaiki.
"Jika tidak ada perbaikan segera, maka kerusakan serupa juga akan terjadi lagi meskipun sudah ada perbaikan," ujarnya.
Kepala SDN 6 Terban Sutono mengakui bangunan sekolahnya dalam kondisi rusak memang sudah lama, karena sejak tahun 2015 juga sudah diajukan bantuan anggaran perbaikan untuk semua ruang mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.
Akan tetapi, kata dia, anggaran baru cair tahun ini dan kebetulan ada peristiwa siswa yang tertimpa plafon yang ambrol pada Selasa (11/1) pagi. Sedangkan ruang kelas yang mendesak untuk diperbaiki ada empat ruang kelas, yakni ruang kelas 1, 2, 3 dan 4.
Dengan anggaran Rp200 juta, kata dia, tentunya akan dioptimalkan, dengan menunggu perencanaan nantinya apakah bisa digunakan untuk perbaikan semua ruang kelas atau hanya beberapa ruang kelas saja.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Kudus karena mendapatkan perhatian sehingga tahun ini bisa segera diperbaiki setelah menanti selama enam tahun.
Terkait perintah bupati Kudus, kata dia, sudah ada pengecekan terhadap atap yang rusak. Bahkan, sudah dibelikan 500 unit genteng untuk dilakukan penggantian.