Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta ada program penguatan kurikulum untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk praktik kekerasan di lingkungan pondok pesantren.
"Program penguatan kurikulum itu, seperti yang ditawarkan Lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU)," kata Wagub di Semarang, Jumat.
Menurut wagub, RMI NU Jateng juga memberikan masukan terkait penguatan kurikulum muatan lokal dalam materi pembelajaran.
Baca juga: Wagub Jateng: Kemakmuran masjid bisa tangkal radikalisme
Baca juga: Peserta didik harus dapatkan perlindungan dari ancaman kekerasan seksual
Selain itu, RMI NU Jateng juga memberikan pelatihan terhadap pondok-pondok pesantren tentang manajerial keuangan, manajerial bagaimana pesantren itu bisa mengembangkan ekonominya.
"Intinya kita kerja samakan, dan juga sekaligus penguatan materinya. Materinya kami ingin dorong untuk ada di madin-madin, pembelajaran kitab lagi, sehingga terbentuk akhlak mulia tidak rancu," ujarnya.
Nantinya, lanjut wagub, RMI NU Jateng melalui penguatan materi kurikulum akan memberikan warna baru dalam pembelajaran di pondok pesantren.
"Dengan demikian, program-program yang disusun RMI NU Jateng bisa diharmonisasikan dengan program dari Pemprov Jateng," katanya.
Baca juga: RUU TPKS perlu segera dijadikan UU untuk hentikan kekerasan sosial