Solo (ANTARA) - Pasar Senggol Purwosari Solo kembali aktif usai menjalani revitalisasi selama tujuh bulan, yakni sejak April-Oktober 2021.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka usai peresmian pasar di Solo, Selasa berharap dengan penataan yang lebih baik bisa meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk datang dan bertransaksi di pasar tradisional tersebut.
"Terutama di daerah Purwosari agar transaksi di pasar tradisional lebih kencang lagi," katanya.
Baca juga: Gibran targetkan revitalisasi Taman Balekambang tuntas tak sampai 2 tahun
Ia juga berharap agar pedagang lebih memperhatikan kebersihan di sekitar lingkungan yang digunakan untuk berjualan.
"Jangan sampai kumuh lagi, nggak boleh tidur di sini. Pasar MMT saja nggak boleh, nanti untuk transaksi juga diimbau agar dilakukan secara online, cashless," katanya.
Salah satu pedagang Riyanti mengaku senang bisa berjualan di Pasar Senggol Purwosari usai penataan tersebut.
"Lebih bersih, lebih nyaman jualannya. Kalau dulu kan saya jualan oprokan di depan pasar, terus disuruh jualan di dalam," kata pedagang makanan tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan proses revitalisasi pasar yang terletak di bawah jalan layang Purwosari tersebut menelan anggaran sebesar Rp3,84 miliar.
Ia mengatakan Pasar Senggol yang dibangun di atas lahan seluas 1.185 m2 dengan total luas bangunan 1.200 m2 tersebut terdiri dari bangunan kios sebanyak 29 unit, 144 los, dan 8 los daging.
"Untuk jumlah pedagang 121 karena ada ada pedagang punya lebih dari satu los. Pasar dilengkapi dengan fasilitas pembayaran nontunai juga," katanya.
Baca juga: Revitalisasi kawasan Ngarsopuro Solo ditargetkan mulai 2022
Baca juga: Gibran gandeng Kementerian PUPR revitalisasi Keraton Solo