Pemerintah, melalui Otoritas Kesehatan Masyarakat “Weqaya” dan Pusat Pengobatan Masyarakat, telah mempelajari semua aspek kesehatan dan mengembangkan prosedur yang berkontribusi untuk menjaga keselamatan dan kesehatan jamaah haji.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara jumpa pers pada Sabtu (12/6) yang dihadiri Menteri Kesehatan Dr. Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah dan Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dr. Abdel Fattah bin Suleiman Mashat, untuk membicarakan mekanisme penyelenggaraan haji tahun ini.
Pemerintah Saudi memutuskan untuk membatasi ibadah haji tahun ini untuk jamaah domestik.
Dr Al-Rabiah mengatakan Kementerian Kesehatan, di bawah arahan Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, dan tindak lanjut dari Putra Mahkota, mengumumkan kesiapannya untuk menerima jamaah selama musim haji.
Ia menambahkan bahwa dukungan kepemimpinan Kerajaan untuk menghadapi pandemi, dan fakta bahwa Kerajaan mempertahankan tingkat kontrol yang tinggi atas penyebaran virus, telah membantu meningkatkan jumlah peziarah untuk tahun ini.
Dia menunjukkan bahwa perkembangan yang terkait dengan Covid-19 dipantau secara ketat oleh komunitas internasional karena beberapa negara mengalami wabah virus corona.
Al-Rabiah menambahkan bahwa Kerajaan Arab Saudi telah memperoleh pengalaman luas dalam menangani orang banyak, mengingat telah menyelenggarakan musim haji selama beberapa dekade.
Arab Saudi juga memperoleh pengalaman dalam menangani epidemi, yang memungkinkannya mengelola musim haji dengan efisiensi tinggi.
Sementara itu, Wakil Menteri Haji dan Umrah Dr. Abdel Fattah bin Suleiman Mashat mengatakan seluruh dunia sedang menyaksikan perubahan berkelanjutan pandemi Covid-19 dan munculnya mutasi baru.
Seluruh dunia, lanjut dia, menyerukan keinginan Kerajaan Arab Saudi untuk memungkinkan para peziarah melakukan ibadah haji dan umrah dengan kondisi sehat, aman, dan nyaman.
Ia menambahkan bahwa otoritas yang kompeten telah secara cermat menindaklanjuti situasi kesehatan global untuk memastikan bahwa ibadah haji dilakukan secara mudah dan nyaman dengan mempertimbangkan perkembangan pesat yang menyertai epidemi ini, kemajuan dunia dalam imunisasi warga dan penduduk, jumlah kasus infeksi, serta peringatan yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan otoritas terkait di Kerajaan.
"Mengingat konsekuensi melakukan ritual haji dan menghabiskan waktu lama di area terbatas dan pada waktu tertentu, membuat penerapan tindakan pencegahan kesehatan tingkat tertinggi menjadi sangat penting untuk melindungi kesehatan jamaah dan memastikan keselamatan mereka. Oleh karena itu, diputuskan untuk mengizinkan pelaksanaan haji tahun ini bagi mereka yang berada di dalam Kerajaan dari semua negara,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa pembatasan haji untuk warga dan penduduk di dalam Kerajaan diterapkan karena berlanjutnya pandemi global dan peningkatan jumlah infeksi dan munculnya mutasi baru, yang mendorong semua otoritas terkait untuk memastikan haji tidak menjadi sumber penularan global virus dan variannya.
Otoritas Kerajaan Arab Saudi menyiapkan tiga rumah sakit tambahan di wilayah Mekkah yang dilengkapi dengan kebutuhan kesehatan.
Ia mencatat bahwa sistem elektronik akan digunakan untuk mendaftarkan siapa pun yang mendapat vaksin melalui pusat yang disetujui untuk memastikan kesehatan dan keselamatan semua orang.
Sementara itu, Dr. Mashat menjelaskan bahwa Kementerian Haji dan Umrah akan mengumumkan melalui portal elektronik dan platform komunikasi mekanisme pendaftaran yang akan tersedia bagi mereka yang ingin melakukan haji, baik warga negara maupun penduduk.
Ia menekankan bahwa prioritas haji tahun ini adalah bagi mereka yang belum pernah melakukan haji dalam persyaratan yang ditentukan.
Sumber : SPA
Baca juga: Karena COVID-19, Arab Saudi larang jamaah asing laksanakan ibadah haji
Baca juga: Arab Saudi batasi haji hanya untuk 60.000 penduduknya
Baca juga: Sejumlah protokol dan kondisi Haji 1442H disetujui