Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berencana menyewa hotel sebagai tempat karantina pasien COVID-19 untuk menambah kapasitas tempat tidur sebagai ruang isolasi.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam siaran pers di Semarang, Kamis, mengatakan jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini mengalami peningkatan selama beberapa waktu terakhir.
Dia menyebut sekitar 45 persen dari total pasien yang dirawat di berbagai rumah sakit dan tempat karantina, berasal dari luar Kota Semarang.
Baca juga: Dua tempat karantina di Semarang siap dibuka lagi jika COVID-19 melonjak
"Ini sebagai langkah cadangan jika ketersediaan tempat tidur sudah penuh," katanya.
Rencana tersebut, kata dia, sudah dikomunikasikan dengan sejumlah pengelola hotel.
Meski demikian, lanjut dia, angka kasus COVID-19 diharapkan bisa turun dalam satu hingga dua pekan ke depan sehingga rencana tersebut tidak perlu dijalankan.
Berdasarkan data laman siagacorona.semarangkota.go.id hingga Kamis, pukul 22.00 WIB, jumlah pasien positif COVID tercatat mencapai 1.123 orang.
Dari jumlah itu, 612 pasien berasal dari Kota Semarang, 517 orang sisanya berasal dari luar ibu kota Jawa Tengah ini.
Jumlah penderita COVID-19 yang meninggal dunia tercatat mencapai 3.122 orang.
Baca juga: Wali Kota Surakarta targetkan vaksinasi lansia selesai Juli
Berita Terkait
Wali Kota Semarang komitmen lanjutkan pengelolaan sampah berkelanjutan
Kamis, 18 April 2024 9:41 Wib
Peringati HUT Ke-444, Pj. Wali Kota Tegal ziarah ke Makam Ki Gede Sebayu
Rabu, 17 April 2024 20:04 Wib
Pj. Wali Kota Tegal beri sambutan Rapat Paripurna dengan bahasa Tegal
Rabu, 17 April 2024 16:42 Wib
Lima petugas Pemkot Semarang terima penghargaan
Selasa, 16 April 2024 22:00 Wib
Pemkot Semarang ingatkan ASN masuk kerja sesuai jadwal usai Lebaran
Senin, 15 April 2024 5:21 Wib
"Open house" di Balai Kota Semarang, warga dan OPD ramai hadir
Rabu, 10 April 2024 17:21 Wib
Pemkot Semarang selenggarakan gelar griya setelah Shalat Id
Selasa, 9 April 2024 5:01 Wib
Pj Wali Kota Tegal monitoring potensi pengolahan ikan
Minggu, 7 April 2024 16:03 Wib