Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, menyebutkan Merapi meluncurkan awan panas guguran pertama pada pukul 04.08 WIB.
Awan panas guguran itu, menurut dia, tercatat di seismogram beramplitudo 28 mm dan terjadi selama 125 detik.
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar sejauh 1.500 meter
"Jarak luncur 1.600 meter ke arah barat daya," kata Hanik.
Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran ke arah barat daya sejauh 1.200 meter pada pukul 06.08 WIB. Menurut BPPTKG, awan panas kedua ini beramplitudo 40 mm dan terjadi selama 83 detik.
Pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, guguran lava pijar juga teramati empat kali meluncur dari Gunung Merapi dengan jarak maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.
Gunung api aktif itu juga tercatat mengalami satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 27 mm selama 125 detik, 33 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-16 mm selama 14-92 detik, 14 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 2-32 mm selama 5-9 detik.
Berikutnya, tujuh kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-9 mm selama 9-26 detik, lima kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 38-75 mm selama 10-24 detik, dan satu kali tektonik jauh dengan amplitudo 15 mm selama 101 detik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.