Bupati: Sekolah Sungai berikan pengetahuan tentang air
Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan kehadiran Sekolah Sungai di kompleks Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang air dan sungai.
"Dengan adanya Sekolah Sungai ini, masyarakat bisa belajar tentang upaya melestarikan sungai dan air," katanya saat meresmikan Sekolah Sungai di kompleks TESDA Purwokerto, Sabtu.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai agar airnya tetap bersih dan tidak menimbulkan banjir serta sebagai upaya pelestarian lingkungan.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam mengembangkan TESDA Purwokerto dimulai dari penyelenggaraan Sekolah Sungai.
Ia mengharapkan tempat tersebut ke depan akan benar-benar menjadi seperti namanya, yakni Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA).
"Yang penting bahwa suatu sungai, yaitu Sungai Kranji ini nanti juga akan kami programkan rumah-rumah di sekitar sini menghadap ke sungai, sehingga sepanjang bantaran ini ada 'jogging track' (lintasan untuk joging, red.) sampai 3 kilometer, sehingga masyarakat bisa melakukan jalan pagi sambil belajar tentang air," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan Sekolah Sungai tersebut sesuai dengan harapan Pemkab Banyumas yang menginginkan adanya sekolah nonformal yang mendidik anak-anak hingga orang tua tentang masalah sungai.
"Kalau untuk anak-anak, contohnya mengenalkan sungai yang bersih seperti apa, jangan membuang sampah, ada ikan di sini. Kalau untuk orang tua ya penelusuran sungai, karena sungai kalau enggak ditelusuri siapa tahu ada pembendungan alami yang bisa menyebabkan banjir bandang," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pembelajaran di Sekolah Sungai yang bersifat nonformal dalam waktu dua minggu sekali itu akan dikelola oleh Formaspesung.
Meskipun Sekolah Sungai tersebut bersifat nonformal, dia mengatakan dalam pengelolaannya akan dipimpin oleh seorang kepala sekolah.
"Jadi, dia (kepala sekolah, red.) yang akan membuat kurikulum untuk Sekolah Sungai," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Sungai Bambang Prasetyo Karyanto mengatakan kegiatan pembelajaran di Sekolah Sungai ditargetkan akan mulai dalam dua pekan ke depan seperti yang diminta Bupati Banyumas.
Pada tahap awal, kata dia, kegiatan Sekolah Sungai akan berkisar pemberdayaan masyarakat, ekonomi kreatif, mitigasi bencana, pengetahuan tentang sungai, dan dokumentasi sungai.
"Target siswa kami dari TK sampai dengan SLTA dan semua komunitas ataupun yang berkaitan dengan pelestarian alam khususnya daerah aliran sungai," kata dia yang juga praktisi pendidikan.
Ia mengharapkan kegiatan pembelajaran Sekolah Sungai tersebut dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan khususnya sungai.
"Minimal bisa melestarikan lingkungan. Jauh ke depannya, akan terbentuk rasa tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan," katanya.
"Dengan adanya Sekolah Sungai ini, masyarakat bisa belajar tentang upaya melestarikan sungai dan air," katanya saat meresmikan Sekolah Sungai di kompleks TESDA Purwokerto, Sabtu.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai agar airnya tetap bersih dan tidak menimbulkan banjir serta sebagai upaya pelestarian lingkungan.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam mengembangkan TESDA Purwokerto dimulai dari penyelenggaraan Sekolah Sungai.
Ia mengharapkan tempat tersebut ke depan akan benar-benar menjadi seperti namanya, yakni Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA).
"Yang penting bahwa suatu sungai, yaitu Sungai Kranji ini nanti juga akan kami programkan rumah-rumah di sekitar sini menghadap ke sungai, sehingga sepanjang bantaran ini ada 'jogging track' (lintasan untuk joging, red.) sampai 3 kilometer, sehingga masyarakat bisa melakukan jalan pagi sambil belajar tentang air," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan Sekolah Sungai tersebut sesuai dengan harapan Pemkab Banyumas yang menginginkan adanya sekolah nonformal yang mendidik anak-anak hingga orang tua tentang masalah sungai.
"Kalau untuk anak-anak, contohnya mengenalkan sungai yang bersih seperti apa, jangan membuang sampah, ada ikan di sini. Kalau untuk orang tua ya penelusuran sungai, karena sungai kalau enggak ditelusuri siapa tahu ada pembendungan alami yang bisa menyebabkan banjir bandang," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pembelajaran di Sekolah Sungai yang bersifat nonformal dalam waktu dua minggu sekali itu akan dikelola oleh Formaspesung.
Meskipun Sekolah Sungai tersebut bersifat nonformal, dia mengatakan dalam pengelolaannya akan dipimpin oleh seorang kepala sekolah.
"Jadi, dia (kepala sekolah, red.) yang akan membuat kurikulum untuk Sekolah Sungai," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Sungai Bambang Prasetyo Karyanto mengatakan kegiatan pembelajaran di Sekolah Sungai ditargetkan akan mulai dalam dua pekan ke depan seperti yang diminta Bupati Banyumas.
Pada tahap awal, kata dia, kegiatan Sekolah Sungai akan berkisar pemberdayaan masyarakat, ekonomi kreatif, mitigasi bencana, pengetahuan tentang sungai, dan dokumentasi sungai.
"Target siswa kami dari TK sampai dengan SLTA dan semua komunitas ataupun yang berkaitan dengan pelestarian alam khususnya daerah aliran sungai," kata dia yang juga praktisi pendidikan.
Ia mengharapkan kegiatan pembelajaran Sekolah Sungai tersebut dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan khususnya sungai.
"Minimal bisa melestarikan lingkungan. Jauh ke depannya, akan terbentuk rasa tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan," katanya.