Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Tengah (Baznas Jateng) mendukung upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan warga dengan menjalankan berbagai program pelatihan dan pemberdayaan semasa pandemi COVID-19.
"Kami ingin mewujudkan tujuan Baznas, yaitu mengubah mustahik atau orang yang berhak menerima (zakat) menjadi muzakki atau pemberi zakat. Alhamdulillah program kita sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kita akan terus berjuang di tengah pandemi, kegiatan tidak boleh mandek, tetap diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Ketua Baznas Jateng Kiai Haji Ahmad Darodji di Semarang, Minggu.
"Beragam program dilaksanakan, antara lain menyelenggarakan berbagai pelatihan keterampilan seperti budi daya lele, jangkrik, cacing sutera; pelatihan mencukur, pertukangan; pelatihan UMKM untuk ibu-ibu rumah tangga, dan sebagainya," ia menambahkan.
Menurut dia, Baznas Jateng hingga November 2020 telah menghimpun dana Rp52 miliar dari zakat tambahan penghasilan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan menyalurkannya kepada warga yang berhak melalui program-program yang dijalankan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta Baznas Jateng memperkuat program-program padat karya dan pelatihan keterampilan yang melibatkan masyarakat miskin semasa pendemi.
"Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan dana APBD untuk mengentaskan kemiskinan, pengurangan pengangguran, serta pemberdayaan masyarakat. Terlebih saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, peran Baznas sangat dibutuhkan," katanya.
Menurut dia, Baznas telah membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan partisipasi pendidikan, dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Wakil Gubernur juga mengajak warga menyalurkan zakat.
"ASN dan pejabat di Pemerintah Provinsi sudah memberikan contoh yang baik mengenai pengumpulan zakat pendapatan. Nah sekarang saatnya mengajak warga sadar zakat sehingga tidak hanya zakat dari para ASN, tetapi juga perusahaan-perusahaan pemerintah dan swasta, NU, Muhammadiyah, dan organisasi-organisasi lainnya. Gotong-royong ini diharapkan bisa mengobati ekonomi masyarakat," katanya.
"Kami ingin mewujudkan tujuan Baznas, yaitu mengubah mustahik atau orang yang berhak menerima (zakat) menjadi muzakki atau pemberi zakat. Alhamdulillah program kita sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kita akan terus berjuang di tengah pandemi, kegiatan tidak boleh mandek, tetap diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Ketua Baznas Jateng Kiai Haji Ahmad Darodji di Semarang, Minggu.
"Beragam program dilaksanakan, antara lain menyelenggarakan berbagai pelatihan keterampilan seperti budi daya lele, jangkrik, cacing sutera; pelatihan mencukur, pertukangan; pelatihan UMKM untuk ibu-ibu rumah tangga, dan sebagainya," ia menambahkan.
Menurut dia, Baznas Jateng hingga November 2020 telah menghimpun dana Rp52 miliar dari zakat tambahan penghasilan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan menyalurkannya kepada warga yang berhak melalui program-program yang dijalankan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta Baznas Jateng memperkuat program-program padat karya dan pelatihan keterampilan yang melibatkan masyarakat miskin semasa pendemi.
"Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan dana APBD untuk mengentaskan kemiskinan, pengurangan pengangguran, serta pemberdayaan masyarakat. Terlebih saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, peran Baznas sangat dibutuhkan," katanya.
Menurut dia, Baznas telah membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan partisipasi pendidikan, dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Wakil Gubernur juga mengajak warga menyalurkan zakat.
"ASN dan pejabat di Pemerintah Provinsi sudah memberikan contoh yang baik mengenai pengumpulan zakat pendapatan. Nah sekarang saatnya mengajak warga sadar zakat sehingga tidak hanya zakat dari para ASN, tetapi juga perusahaan-perusahaan pemerintah dan swasta, NU, Muhammadiyah, dan organisasi-organisasi lainnya. Gotong-royong ini diharapkan bisa mengobati ekonomi masyarakat," katanya.