"Angka kesembuhan dari tanggal 20 September pada posisi 72,5 persen dan kita di bawah standar WHO waktu itu kalau tidak salah WHO sekitar 74-75 persen. Tanggal 21 Oktober itu berada pada posisi 79,73 persen. Berarti ada penambahan kasus sembuh mencapai lebih dari 7,20 persen," kata Doni dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Doni menegaskan kenaikan angka kesembuhan itu merupakan sebuah prestasi yang luar biasa dan Indonesia harus berbangga karena jumlah pasien yang sembuh sangat banyak, dengan per hari ini terdapat 301.006 orang telah dinyatakan sembuh dari total kasus 377.541 orang.
Baca juga: Riau catatkan 635 pasien COVID-19 sembuh dalam sehari
Baca juga: Satgas: Angka kesembuhan COVID-19 di Sumut melebihi angka nasional
Pencapaian tersebut berarti tenaga kesehatan di Indonesia terutama dokter semakin banyak pengalaman dalam merawat pasien COVID-19. Dalam kesempatan tersebut Doni mengucapkan terima kasih atas usaha yang dikeluarkan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras membuat angka kesembuhan di seluruh daerah mengalami peningkatan.
Tapi dia juga mengakui bahwa angka kematian pasien COVID-19 di Indonesia masih berada di atas standar WHO yaitu 3,45 persen, atau berada di atas standar global 2,8 persen.
Doni mengatakan angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti hipertensi, diabetes, kanker dan penyakit paru-paru.
"Kami sekali lagi mengingatkan kepada saudara-saudara semuanya yang memiliki penyakit atau gejala penyakit yang sudah kami sampaikan tadi itu harus betul-betul berhati-hati," tegas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.
Baca juga: 503 pasien COVID-19 di Maluku sembuh dalam sepekan terakhir
Baca juga: 94 persen pasien COVID-19 di Kabupaten Bekasi sudah sembuh