Festival Pinggir Kali kampanyekan ketahanan sosial di tengah pandemi
Magelang (ANTARA) - Festival Pinggir Kali 2020 Kota Magelang, Jawa Tengah, diselenggarakan secara khusus untuk mengampanyekan pentingnya ketahanan sosial masyarakat di tengah pandemi COVID-19, kata ketua panitia Muhammad Nafi.
"Kami punya misi mengampayakekan ketahanan sosial, hidup bermasyarakat dengan baik, tahun ini secara khusus di tengah pandemi, persoalan ketahanan sosial menjadi nilai yang penting untuk terus dikedepankan," katanya di sela pembukaan festival itu di Magelang, Kamis malam.
Festival Pinggir Kali tahun ini diselenggarakan 8-10 Oktober 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan dan mendapat dukungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan pembukaan secara virtual dari gedung eks-Keresidenan Kedu di Kota Magelang oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Agus Sujito.
Ia menyebut festival itu telah diselenggarakan sejak 2014 oleh Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang yang dikelolanya bersama para seniman, pemerhati seni, dan budayawan setempat.
"Sejak 2014 kami selenggarakan (Festival Pinggir Kali, red.) di kampung-kampung, kali ini kami mendapat dukungan Dirjen Kebudayaan sehingga bisa menyelenggarakan di tempat ini (gedung eks-Keresidenan Kedu, di tepi Kali Progo Kota Magelang, red.)," ucapnya.
Seluruh rangkaian festival dengan menerapkan protokol kesehatan, melibatkan 40 komunitas, empat dalang, sekitar 70 seniman dengan 12 kegiatan, seperti sarasehan budaya dan lokakarya kriya wayang, patung kayu, pengemasan berbahan alam, video pendek, topeng kertas, batik, ekspose mural dan sketsa, pentas musik dan tarian tradisional, serta wayang kulit.
Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang sejak awal pandemi virus corona jenis baru juga mewujudkan solidaritas kepada masyarakat melalui sejumlah kegiatan sosial.
Nafi menjelaskan tentang tema festival tahun ini, "Golek Sanak", yang untuk menyampaikan pesan kepada publik tentang pentingnya hidup bersama dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan demi kemajuan daerah.
"Kami ingin bersaudara, bersatu, tidak ingin terjadi pecah belah. Banyak hal membuat pecah belah. Hidup menjadi susah kalau terpecah, saling curiga. Oleh karena itu, persatuan dan ukhuwah. Tidak sekarang kita petik, tapi mungkin entah kapan, semoga semua berkembang lebih baik," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis pembukaan acara itu yang dibacakan Kepala Disdikbud Agus Sujito mengemukakan pentingnya memelihara semangat dan memberdayakan potensi masyarakat, termasuk seni budaya, meskipun dalam suasana pandemi.
"Pandemi tidak menyurutkan berkarya. Kekayaan seni budaya sebagai aset tak benda sekaligus daya tarik Kota Magelang," katanya.
Ia mengemukakan pentingnya pemanfaatan kemajuan teknologi dan informasi untuk mendukung berbagai kegiatan masyarakat.
Pada era kemajuan teknologi dan informasi, katanya, banyak cara bisa dilakukan agar seni pertunjukan tetap bisa menyapa masyarakat dan bahkan dengan jangkauan yang lebih luas ke seluruh dunia.
"Jaga motivasi untuk terus berkarya, segera beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi untuk menggali inspirasi, menunjukkan karya, dan mengenalkan seni budaya Kota Magelang, supaya dinikmati secara global," kata dia.
Pembukaan Festival Pinggir Kali 2020 Kota Magelang, antara lain ditandai dengan pemukulan kendi oleh Kepala Disdikbud Agus Sujito, performa seni "Slametan", pentas kelompok Intuisi Musik Puisi Magelang pimpinan Munir Syalala, musik band kelompok "Sisi Cerita", serta pemutaran film lokal Magelang.
"Kami punya misi mengampayakekan ketahanan sosial, hidup bermasyarakat dengan baik, tahun ini secara khusus di tengah pandemi, persoalan ketahanan sosial menjadi nilai yang penting untuk terus dikedepankan," katanya di sela pembukaan festival itu di Magelang, Kamis malam.
Festival Pinggir Kali tahun ini diselenggarakan 8-10 Oktober 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan dan mendapat dukungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan pembukaan secara virtual dari gedung eks-Keresidenan Kedu di Kota Magelang oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Agus Sujito.
Ia menyebut festival itu telah diselenggarakan sejak 2014 oleh Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang yang dikelolanya bersama para seniman, pemerhati seni, dan budayawan setempat.
"Sejak 2014 kami selenggarakan (Festival Pinggir Kali, red.) di kampung-kampung, kali ini kami mendapat dukungan Dirjen Kebudayaan sehingga bisa menyelenggarakan di tempat ini (gedung eks-Keresidenan Kedu, di tepi Kali Progo Kota Magelang, red.)," ucapnya.
Seluruh rangkaian festival dengan menerapkan protokol kesehatan, melibatkan 40 komunitas, empat dalang, sekitar 70 seniman dengan 12 kegiatan, seperti sarasehan budaya dan lokakarya kriya wayang, patung kayu, pengemasan berbahan alam, video pendek, topeng kertas, batik, ekspose mural dan sketsa, pentas musik dan tarian tradisional, serta wayang kulit.
Komunitas Pinggir Kali Kota Magelang sejak awal pandemi virus corona jenis baru juga mewujudkan solidaritas kepada masyarakat melalui sejumlah kegiatan sosial.
Nafi menjelaskan tentang tema festival tahun ini, "Golek Sanak", yang untuk menyampaikan pesan kepada publik tentang pentingnya hidup bersama dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan demi kemajuan daerah.
"Kami ingin bersaudara, bersatu, tidak ingin terjadi pecah belah. Banyak hal membuat pecah belah. Hidup menjadi susah kalau terpecah, saling curiga. Oleh karena itu, persatuan dan ukhuwah. Tidak sekarang kita petik, tapi mungkin entah kapan, semoga semua berkembang lebih baik," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis pembukaan acara itu yang dibacakan Kepala Disdikbud Agus Sujito mengemukakan pentingnya memelihara semangat dan memberdayakan potensi masyarakat, termasuk seni budaya, meskipun dalam suasana pandemi.
"Pandemi tidak menyurutkan berkarya. Kekayaan seni budaya sebagai aset tak benda sekaligus daya tarik Kota Magelang," katanya.
Ia mengemukakan pentingnya pemanfaatan kemajuan teknologi dan informasi untuk mendukung berbagai kegiatan masyarakat.
Pada era kemajuan teknologi dan informasi, katanya, banyak cara bisa dilakukan agar seni pertunjukan tetap bisa menyapa masyarakat dan bahkan dengan jangkauan yang lebih luas ke seluruh dunia.
"Jaga motivasi untuk terus berkarya, segera beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi untuk menggali inspirasi, menunjukkan karya, dan mengenalkan seni budaya Kota Magelang, supaya dinikmati secara global," kata dia.
Pembukaan Festival Pinggir Kali 2020 Kota Magelang, antara lain ditandai dengan pemukulan kendi oleh Kepala Disdikbud Agus Sujito, performa seni "Slametan", pentas kelompok Intuisi Musik Puisi Magelang pimpinan Munir Syalala, musik band kelompok "Sisi Cerita", serta pemutaran film lokal Magelang.