Cilacap (ANTARA) - Warga di wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya diimbau mewaspadai peningkatan curah hujan pada bulan Oktober-November, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.
"Selama bulan Oktober-November diprakirakan curah hujannya tinggi karena adanya La Nina moderat. Jadi beberapa wilayah termasuk Cilacap dan sekitarnya, akumulasinya (akumulasi hujan, red.) tinggi, sehingga masih ada kemungkinan terjadi curah hujan di atas normal atau lebih dari rata-rata," katanya saat dihubungi di Cilacap, Kamis.
Dalam hal ini, kata dia, hujan ekstrem jika curahnya di atas 100 milimeter per hari, sedangkan hujan lebat jika curahnya berkisar 50-100 milimeter per hari.
Baca juga: Sebagian wilayah Jateng selatan masuki awal musim hujan
Kendati demikian, dia mengakui jika sejak awal Oktober hingga saat ini di wilayah Cilacap dan sekitarnya belum terjadi hujan ekstrem karena curahnya rata-rata masih berada pada kisaran 50-100 milimeter per hari.
Terkait dengan cuaca pada hari Rabu (7/10) dan Kamis (8/10) yang terlihat cerah, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya angin puting beliung atau langkisau.
"Kondisi yang seperti ini justru dikhawatirkan nanti tumbuh awan-awan Cb (Cumulonimbus) yang bisa mengakibatkan terjadinya puting beliung. Di saat musim hujan ada panas beberapa hari, ini yang perlu diwaspadai karena biasanya muncul awan-awan Cb," jelasnya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bulan Oktober-November merupakan puncak musim hujan untuk wilayah Cilacap bagian selatan dan pesisir selatan Cilacap.
Sementara puncak musim hujan untuk wilayah Cilacap bagian barat, Cilacap bagian utara, Cilacap bagian tengah, serta Kabupaten Banyumas dan sekitarnya berlangsung pada bulan Desember-Januari.
"Oleh karena itu, masyarakat di wilayah Cilacap bagian selatan dan pesisir selatan diimbau mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem pada bulan Oktober-November meskipun sebenarnya baru memasuki musim hujan. Ini karena pengaruh La Nina yang sebelumnya lemah menjadi moderat, sehingga curah hujannya diprediksi di atas normal atau di atas rata-rata," tegasnya.
Baca juga: Soloraya berpotensi rasakan intensitas jika terjadi tsunami megathrust