Solo (ANTARA) - Bank Indonesia akan berupaya mendorong geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang saat ini tumbuh negatif.
"Kalau Kota Solo salah satu keunggulannya industri pengolahan. Jadi kami lebih menyoroti ke UMKM-nya," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Surakarta Bimala di Solo, Jumat.
Ia mengatakan selama ini sektor tersebut sudah terbukti cukup kuat bertahan meski kondisi ekonomi kurang baik, termasuk pada saat Krisis Ekonomi 1998.
"Terkait hal ini kami berusaha melakukan beberapa program. Dalam hal ini kami juga akan bersinergi dengan instansi lain untuk mendukung UMKM. Salah satu program yang kami lakukan adalah 'Virtual UMKM Expo'," katanya.
Ia mengatakan pada program tersebut ada peningkatan kemampuan UMKM, termasuk di dalamnya pencatatan keuangan dan mendorong UMKM untuk banyak melakukan transaksi nontunai.
"Bagaimana mereka pakai QRIS. Dalam hal ini kami juga menggandeng perbankan," katanya.
Sebagaimana diketahui, QRIS atau "QR Code Indonesian Standard" adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia, di mana satu QR Code dapat dipindai oleh seluruh aplikasi yang menyediakan pembayaran dengan QR Code.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Gunawan Purbowo mengatakan pandemi COVID-19 berdampak pada perekonomian nasional yang tumbuh negatif.
"Pada triwulan II, secara nasional pertumbuhan ekonomi turun -5,32 persen. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, pertumbuhan ekonomi juga mengalami kontraksi, yaitu -5,94 persen," katanya.
Ia mengatakan secara nasional, kondisi tersebut merupakan dampak pandemi. Ia mengatakan penurunan mulai terasa pada kuartal I dan terus berlanjut di kuartal II 2020.
"Kalau kondisi saat ini kan konsumsi rumah tangga terbatas. Di sisi lain perekonomian kita banyak ditopang oleh konsumsi sehingga ketika terjadi batasan aktivitas, konsumsi akan menurun," katanya.*