Dapat izin Bupati, Palawi Risorsis segera buka kembali destinasi wisata di Banyumas
Purwokerto (ANTARA) - Perseroan Terbatas Palawi Risorsis akan segera membuka kembali destinasi wisata yang dikelola anak perusahaan Perum Perhutani itu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan menerapkan tatatan normal baru.
"Barusan saya mendapat informasi bahwa rekomendasi dari Bupati Banyumas yang dalam hal ini ditandatangani oleh Wakil Bupati Banyumas, untuk pembukaan sudah diizinkan. Rencananya akan kami buka akhir pekan ini," kata Direktur Operasional Palawi Risorsis Wawan Triwibowo saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Kendati demikian, dia mengatakan dari empat objek, pihaknya baru mengajukan izin pembukaan kembali untuk Wanawisata Baturraden dan Telaga Sunyi.
Baca juga: Temanggung izinkan tempat wisata dibuka, kecuali wisata air
Menurut dia, pihaknya belum mengajukan izin pembukaan kembali Pancuran Tujuh dan Pancuran Tiga karena berdasarkan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2020, pemandian air panas dan kolam renang belum diizinkan untuk dibuka kembali.
"Walaupun kami sekarang menutup kolam rendamnya, aktivitas di Pancuran Tujuh ini kan bukan berendam, ada pijat dan sebagainya, tetapi kami masih mengkaji lebih dulu apakah Instruksi Gubernur ini bertentangan apa enggak untuk Pancuran Tujuh," jelasnya.
Saat meninjau Pancuran Tujuh beberapa waktu lalu, kata dia, Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan adanya penataan warung-warung di sekitar objek atau destinasi wisata tersebut karena masih tampak kumuh.
Menurut dia, harapan Bupati tersebut sebenarnya sesuai dengan komitmen Palawi Risorsis untuk memasukkan penataan warung sebagai prioritas pembenahan Pancuran Tujuh.
"Harapan kami setelah Pancuran Tujuh nanti kami tata, warung-warung sudah kami tata, tentunya juga akan lebih bersih, lebih tertib, dan memenuhi protokol kesehatan di dalam pelayanan kepada pengunjung dari sisi zona komersialnya," kata Wawan.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya belum mengajukan izin pembukaan kembali Pancuran Tujuh dan Pancuran Tiga.
"Di Telaga Sunyi pun kami tidak membuka untuk diving atau menyelam maupun berenang. Kami hanya membuka untuk selfie (swafoto) dan lokasi wisata harian, bersantai menikmati udara segara saja," jelasnya.
Terkait dengan persiapan pembukaan kembali Wanawisata Baturraden dan Tegala Sunyi, dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan protokol kesehatan, baik untuk karyawan Palawi Risorsis maupun pengunjung dua objek wisata tersebut.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah menyiapkan protokol kesehatan secara detail bagi karyawan terkait dengan apa yang harus mereka lakukan saat di rumah atau sebelum berangkat, dalam perjalanan, hingga saat berada di tempat kerja.
"Secara garis besar, protokol kesehatan untuk pengunjung, kami menyampaikan bahwa zona wisata Baturraden adalah zona wajib pakai masker. Artinya, siapa pun yang masuk ke dalam gerbang Wanawisata Baturraden, baik itu wisatawan maupun masyarakat pencari rumput atau kayu bakar, harus memakai masker," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh pengunjung Wanawisata Baturraden dengan menggunakan Thermo Gun. "Yang boleh masuk, suhu tubuhnya maksimal 37,2 derajat Celcius," jelasnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga menyiapkan tempat cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir di beberapa titik, 16 titik di antaranya dibangun secara permanen dengan menggunakan batu-batuan agar menimbulkan kesan alami.
"Kami juga mengimbau pengunjung untuk selalu jaga jarak, minimal 1-1,5 meter. Sementara bagi karyawan yang langsung bersentuhan dengan pengunjung, misalnya di loket, kami lengkapi dengan faceshield," katanya.
Baca juga: Hidupkan perekonomian, Pekalongan longgarkan aktivitas pasar wisata
Ia mengatakan pihaknya juga sedang berupaya meminimalisasi pembayaran tiket secara tunai, sehingga pengunjung diharapkan dapat melakukan transaksi secara nontunai melalui transfer maupun menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada aplikasi pembayaran digital.
Menurut dia, pihaknya akan mendata setiap pengunjung sebelum berwisata, minimal melalui ketua kelompoknya.
"Kami sudah punya tautan di Google Form sehingga sebelum berwisata, kami berharap pengunjung itu bisa mengisi datanya supaya bisa terlacak siapa saja yang berwisata di sana. Kalau ada apa-apa, tracking-nya bisa terlacak dengan baik dan benar," katanya.
Terkait dengan jumlah pengunjung, Wawan mengatakan pihaknya membatasi jumlah pengunjung Wanawisata Baturraden sebanyak 350 orang per satuan waktu kunjungan dari kapasitas normal 750 orang, sedangkan di Telaga Sunyi dibatasi sebanyak 150 orang.
Dengan demikian ketika jumlah pengunjung Wanawisata Baturraden sudah mencapai 350 orang, kata dia, pihaknya tidak akan menerima kunjungan lagi sampai pengunjungnya keluar dari objek wisata.
Ia mengatakan ketika seluruh atau sebagian pengunjung sudah keluar, misalnya ada yang keluar sebanyak 25 orang, pihaknya akan kembali membuka kunjungan untuk 25 orang dan seterusnya.
"Kalau sudah 350 orang dalam satuan waktu, kami tidak terima lagi. Hal ini juga telah kami terapkan di Coban Rondo, Malang, Jawa Timur, yang sudah dibuka kembali minggu lalu," katanya.
Menurut dia, destinasi wisata Coban Rondo juga telah dicek oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Malang termasuk Dinas Pariwisata setempat dan dinyatakan sudah siap dengan protokol kesehatannya.
Baca juga: Kota Semarang: Belum semua tempat wisata kembali buka
Baca juga: Sejumlah objek wisata di Kudus mulai buka
"Barusan saya mendapat informasi bahwa rekomendasi dari Bupati Banyumas yang dalam hal ini ditandatangani oleh Wakil Bupati Banyumas, untuk pembukaan sudah diizinkan. Rencananya akan kami buka akhir pekan ini," kata Direktur Operasional Palawi Risorsis Wawan Triwibowo saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Kendati demikian, dia mengatakan dari empat objek, pihaknya baru mengajukan izin pembukaan kembali untuk Wanawisata Baturraden dan Telaga Sunyi.
Baca juga: Temanggung izinkan tempat wisata dibuka, kecuali wisata air
Menurut dia, pihaknya belum mengajukan izin pembukaan kembali Pancuran Tujuh dan Pancuran Tiga karena berdasarkan Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2020, pemandian air panas dan kolam renang belum diizinkan untuk dibuka kembali.
"Walaupun kami sekarang menutup kolam rendamnya, aktivitas di Pancuran Tujuh ini kan bukan berendam, ada pijat dan sebagainya, tetapi kami masih mengkaji lebih dulu apakah Instruksi Gubernur ini bertentangan apa enggak untuk Pancuran Tujuh," jelasnya.
Saat meninjau Pancuran Tujuh beberapa waktu lalu, kata dia, Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan adanya penataan warung-warung di sekitar objek atau destinasi wisata tersebut karena masih tampak kumuh.
Menurut dia, harapan Bupati tersebut sebenarnya sesuai dengan komitmen Palawi Risorsis untuk memasukkan penataan warung sebagai prioritas pembenahan Pancuran Tujuh.
"Harapan kami setelah Pancuran Tujuh nanti kami tata, warung-warung sudah kami tata, tentunya juga akan lebih bersih, lebih tertib, dan memenuhi protokol kesehatan di dalam pelayanan kepada pengunjung dari sisi zona komersialnya," kata Wawan.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya belum mengajukan izin pembukaan kembali Pancuran Tujuh dan Pancuran Tiga.
"Di Telaga Sunyi pun kami tidak membuka untuk diving atau menyelam maupun berenang. Kami hanya membuka untuk selfie (swafoto) dan lokasi wisata harian, bersantai menikmati udara segara saja," jelasnya.
Terkait dengan persiapan pembukaan kembali Wanawisata Baturraden dan Tegala Sunyi, dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan protokol kesehatan, baik untuk karyawan Palawi Risorsis maupun pengunjung dua objek wisata tersebut.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah menyiapkan protokol kesehatan secara detail bagi karyawan terkait dengan apa yang harus mereka lakukan saat di rumah atau sebelum berangkat, dalam perjalanan, hingga saat berada di tempat kerja.
"Secara garis besar, protokol kesehatan untuk pengunjung, kami menyampaikan bahwa zona wisata Baturraden adalah zona wajib pakai masker. Artinya, siapa pun yang masuk ke dalam gerbang Wanawisata Baturraden, baik itu wisatawan maupun masyarakat pencari rumput atau kayu bakar, harus memakai masker," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga melakukan pemeriksaan suhu tubuh pengunjung Wanawisata Baturraden dengan menggunakan Thermo Gun. "Yang boleh masuk, suhu tubuhnya maksimal 37,2 derajat Celcius," jelasnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga menyiapkan tempat cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir di beberapa titik, 16 titik di antaranya dibangun secara permanen dengan menggunakan batu-batuan agar menimbulkan kesan alami.
"Kami juga mengimbau pengunjung untuk selalu jaga jarak, minimal 1-1,5 meter. Sementara bagi karyawan yang langsung bersentuhan dengan pengunjung, misalnya di loket, kami lengkapi dengan faceshield," katanya.
Baca juga: Hidupkan perekonomian, Pekalongan longgarkan aktivitas pasar wisata
Ia mengatakan pihaknya juga sedang berupaya meminimalisasi pembayaran tiket secara tunai, sehingga pengunjung diharapkan dapat melakukan transaksi secara nontunai melalui transfer maupun menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada aplikasi pembayaran digital.
Menurut dia, pihaknya akan mendata setiap pengunjung sebelum berwisata, minimal melalui ketua kelompoknya.
"Kami sudah punya tautan di Google Form sehingga sebelum berwisata, kami berharap pengunjung itu bisa mengisi datanya supaya bisa terlacak siapa saja yang berwisata di sana. Kalau ada apa-apa, tracking-nya bisa terlacak dengan baik dan benar," katanya.
Terkait dengan jumlah pengunjung, Wawan mengatakan pihaknya membatasi jumlah pengunjung Wanawisata Baturraden sebanyak 350 orang per satuan waktu kunjungan dari kapasitas normal 750 orang, sedangkan di Telaga Sunyi dibatasi sebanyak 150 orang.
Dengan demikian ketika jumlah pengunjung Wanawisata Baturraden sudah mencapai 350 orang, kata dia, pihaknya tidak akan menerima kunjungan lagi sampai pengunjungnya keluar dari objek wisata.
Ia mengatakan ketika seluruh atau sebagian pengunjung sudah keluar, misalnya ada yang keluar sebanyak 25 orang, pihaknya akan kembali membuka kunjungan untuk 25 orang dan seterusnya.
"Kalau sudah 350 orang dalam satuan waktu, kami tidak terima lagi. Hal ini juga telah kami terapkan di Coban Rondo, Malang, Jawa Timur, yang sudah dibuka kembali minggu lalu," katanya.
Menurut dia, destinasi wisata Coban Rondo juga telah dicek oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Malang termasuk Dinas Pariwisata setempat dan dinyatakan sudah siap dengan protokol kesehatannya.
Baca juga: Kota Semarang: Belum semua tempat wisata kembali buka
Baca juga: Sejumlah objek wisata di Kudus mulai buka