"Total pasien sembuh mencapai 1.027 orang, sehingga akumulasinya 22.936 orang sembuh. Dan kasus meninggal 34 orang, sehingga total menjadi 2.754," kata Yurianto di Graha BNPB Jakarta yang dipantau melalui kanal YouTube, Minggu.
Laporan kasus pasien sembuh ini merupakan pertama kalinya mencapai di atas 1.000 setelah sebelumnya berkisar antara 500 hingga 800 pasien sembuh per hari. Kendati demikian Yurianto memberikan catatan peningkatan kasus sembuh yang signifikan terjadi di Provinsi Papua dengan melaporkan 335 kesembuhan lantaran perlunya tambahan konfirmasi orang per orang data pasien sembuh hari kemarin.
Sedangkan penambahan kasus positif baru mencapai 1.198 hingga totalnya menjadi 54.010 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Hasil tersebut didapati dari pemeriksaan 17.230 spesimen dari laboratorium jejaring Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Rapid test pemecah rekor MURI di Cianjur nihil kasus COVID-19
Baca juga: 2 WNA di Batam sembuh dari COVID-19
Yurianto kembali memberikan catatan pada beberapa laboratorium, khususnya yang berada di rumah sakit, tidak melakukan pemeriksaan sampel pada hari libur sehingga terjadi penurunan spesimen yang diperiksa. Sedangkan laboratorium jejaring Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium lainnya tetap beroperasi selama tujuh hari seminggu.
Dilihat dari sebaran kasus terbanyak COVID-19 paling tinggi dilaporkan di Jawa Timur yaitu 330 kasus positif baru dan 101 orang sembuh, Sulawesi Selatan 192 kasus baru dan 60 orang sembuh, Jawa Tengah 188 kasus baru dan 14 sembuh, DKI Jakarta menjadi urutan keempat kasus terbanyak dengan 125 kasus baru dan 255 orang sembuh, serta Kalimantan Selatan 73 kasus baru dan 80 orang sembuh.
"Dua puluh provinsi hari ini melaporkan kasus di bawah 10, dan sembilan provinsi tanpa ada penambahan kasus," kata Yurianto.
Baca juga: Pemerintah jamin kepulangan pekerja migran sampai rumah selama pandemi
Baca juga: Masyarakat diharapkan beradaptasi dengan teknologi era normal baru
Yurianto mengungkapkan bahwa masih tingginya penambahan kasus positif COVID-19 setiap harinya menggambarkan ketidakdisiplinan dan ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang tidak sepenuhnya dilaksanakan dengan baik.
"Artinya masih ada orang yang sakit orang yang positif COVID-19 tapi tidak isolasi diri dengan baik. Masih ada kontak tracing yang dirawat belum bisa diperiksa di laboratoriumnya dan belum bisa isolasi diri dengan baik. Masih ada kelompok rentan yang tertular karena tidak patuh menjaga jarak, tidak menggunakan masker, dan tidak cuci tangan," kata Yurianto.
Baca juga: Kasus virus corona global mendekati 10 juta
Baca juga: Satpol PP Jakarta Timur beri sanksi pungut sampah pelanggar CFD