Jepara (ANTARA) - Permintaan ikan laut hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mulai meningkat, seiring mulai dipersiapkannya menuju tatanan kehidupan baru di tengah pandemi penyakit virus Corona (COVID-19), kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jepara Sudiyatno.
"Sudah beberapa pekan terakhir, permintaan ikan laut mulai menunjukkan tren kenaikan, dibandingkan sebelumnya," ujarnya di Jepara, Rabu.
Hal tersebut, kata dia, ditunjukkan dengan suasana lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mulai ramai.
Selain itu, lanjut dia, pengiriman ikan ke luar daerah juga mulai lancar, dibandingkan sebelumnya banyak kendala sehingga berdampak pada harga jual ikan laut di pasaran menjadi turun.
Ia mencatat hampir 50-an persen ikan hasil tangkapan nelayan Jepara dijual ke luar kota.
Pada periode April hingga Mei 2020, permintaan ikan di pasaran cenderung turun, kemudian memasuki bulan Juni 2020 mulai ada tren kenaikan.
Meskipun harga jual ikan laut saat sekarang terdongkrak naik, seiring naiknya permintaan pasar, ternyata hasil tangkapan nelayan di Jepara justru turun.
"Jika sebelumnya ada nelayan yang bisa mendapatkan hingga puluhan blung ikan, kini berkurang banyak," ujarnya.
Apabila kondisi tersebut berlangsung hingga akhir tahun, dia memprediksi, target transaksi penjualan ikan selama setahun di TPI Ujungbatu sebesar Rp8 miliar tidak akan tercapai.
Untuk transaksi penjualan ikan setiap bulannya, kata dia, masih berkisar Rp400 jutaan, sedangkan tren kenaikan permintaan ikan saat ini diharapkan bisa mendongkrak nilai transaksi penjualan ikan di TPI.
Priyo, salah seorang nelayan Jepara mengakui hasil tangkapan di laut memang menurun meskipun permintaan mulai ada pemulihan dibandingkan sebelumnya ketika masih hangat-hangatnya berita COVID-19.
Jenis ikan yang biasa dijual ke luar kota untuk komoditas ekspor, yakni ikan tongkol dan tengiri yang harga jualnya untuk tongkol mencapai Rp20.000/kg dan tengiri antara Rp50.000 hingga Rp60.000/kg.
Karena hasil tangkapan turun, kata dia, banyak nelayan yang terpaksa tidak melaut karena mempertimbangkan biaya operasionalnya sekali melaut menghabiskan solar antara 20-25 liter, sedangkan hasil tangkapan tidak menentu.
Baca juga: Nelayan tak melaut, aktivitas pelelangan ikan di Cilacap sepi
Berita Terkait
Pertamina serahkan perahu pertolongan untuk nelayan Cilacap
Senin, 6 Mei 2024 16:00 Wib
Basarnas: Keberadaan kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 belum diketahui
Selasa, 19 Maret 2024 15:01 Wib
HNSI Cilacap setuju rencana perahu nelayan gunakan energi listrik
Senin, 31 Juli 2023 16:47 Wib
HNSI Pati sesalkan pembakaran kapal cantrang asal Pati dan Rembang
Kamis, 22 Juni 2023 17:35 Wib
Pencarian 11 ABK yang hilang di Samudra Hindia dihentikan
Selasa, 23 Mei 2023 13:44 Wib
Nelayan Cilacap bersiap panen ikan
Rabu, 10 Mei 2023 14:40 Wib
HNSI Cilacap minta aturan PNBP direvisi karena memberatkan nelayan
Kamis, 19 Januari 2023 22:02 Wib
HNSI Cilacap harap kemudahan urus perizinan kapal nelayan
Selasa, 30 Agustus 2022 18:42 Wib