Dinkes Boyolali tes cepat 1.500 orang
Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sudah melakukan tes cepat kepada 1.500 warga yang berpotensi terjangkit virus corona untuk mencegah penularan COVID-19 di wilayah itu.
"Hingga Rabu (17/6), total kami sudah melakukan tes cepat kepada 1.500 orang, mayoritas yang melakukan kontak erat dengan pasien positif COVID-19," kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Survivalina di Boyolali, Kamis.
Menurut Ratri, mayoritas warga yang dites cepat adalah mereka yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif COVID-19, dan para pejabat publik yang berpotensi tertular karena sering berinteraksi dengan warga.
Selain itu, tes cepat juga dilakukan petugas kesehatan atau tenaga medis, pedagang pasar tradisional, karyawan bank, anggota DPRD, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Boyolali yang rawan tertular karena sering bertemu dengan masyarakat.
Bahkan, sebanyak 70 pimpinan OPD dan para camat di Kabupaten Boyolali sebelumnya telah mengikuti tes cepat COVID-19 yang digelar di Kantor Dinkes setempat, pada Rabu (17/6), guna mendeteksi dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Stok alat tes cepat di Boyolali masih aman dan hingga kini masih sekitar 500-an alat tes cepat," kata Ratri.
Menurut Ratri, kegiatan tersebut juga untuk para pejabat publik karena banyak beriteraksi dengan masyarakat umum, dan perlu dilakukan pemeriksaan.
"Kami berharap dengan tes cepat ini, dapat terseleksi siapa yang sudah terinfeksi dan siapa yang belum sehingga, dalam menjalankan tugas sebagai pejabat publik tidak akan menjadi sumber penularan di masyarakat," kata Ratri.
Hal tersebut, kata dia, juga sebagai kontrol untuk pejabat publik supaya berhati-hati di lingkungannya, karena banyak OPD yang ada potensi menular pada kelompok berisiko. Sehingga, program yang dilaksanakan oleh Pemkab Boyoalli ini nanti dapat memberikan rasa aman bagi baik para pejabat maupun masyarakat yang berinteraksi dengan pejabat.
Sebelumnya, Dinkes Boyolali juga menggelar tes cepat untuk 45 Anggota DPRD setempat untuk mengecek kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
Pada kegiatan tes cepat tersebut digelar kerja sama antara Sekretariat DPRD Boyolali dengan Dinas Kesehatan setempat dengan tujuan memastikan apakah anggota DPRD aman kesehatannya dari penyebaran COVID-19.
Menurut Sekretaris DPRD Boyolali Mulyono Santoso tes cepat diikuti 45 Anggota DPRD Boyolali, ditambah para karyawan sekretariat untuk mengecek kesehatannya karena mereka banyak berinteraksi dengan masyarakat. Hasil tes cepat 45 Anggota DPRD Boyolali dinyatakan sehat atau semua non-reaktif.
Baca juga: DKK Surakarta gelar tes cepat tukang ojek cegah COVID-19
Baca juga: Pemkab Purbalingga gencarkan tes cepat COVID-19
"Hingga Rabu (17/6), total kami sudah melakukan tes cepat kepada 1.500 orang, mayoritas yang melakukan kontak erat dengan pasien positif COVID-19," kata Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Survivalina di Boyolali, Kamis.
Menurut Ratri, mayoritas warga yang dites cepat adalah mereka yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif COVID-19, dan para pejabat publik yang berpotensi tertular karena sering berinteraksi dengan warga.
Selain itu, tes cepat juga dilakukan petugas kesehatan atau tenaga medis, pedagang pasar tradisional, karyawan bank, anggota DPRD, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Boyolali yang rawan tertular karena sering bertemu dengan masyarakat.
Bahkan, sebanyak 70 pimpinan OPD dan para camat di Kabupaten Boyolali sebelumnya telah mengikuti tes cepat COVID-19 yang digelar di Kantor Dinkes setempat, pada Rabu (17/6), guna mendeteksi dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Stok alat tes cepat di Boyolali masih aman dan hingga kini masih sekitar 500-an alat tes cepat," kata Ratri.
Menurut Ratri, kegiatan tersebut juga untuk para pejabat publik karena banyak beriteraksi dengan masyarakat umum, dan perlu dilakukan pemeriksaan.
"Kami berharap dengan tes cepat ini, dapat terseleksi siapa yang sudah terinfeksi dan siapa yang belum sehingga, dalam menjalankan tugas sebagai pejabat publik tidak akan menjadi sumber penularan di masyarakat," kata Ratri.
Hal tersebut, kata dia, juga sebagai kontrol untuk pejabat publik supaya berhati-hati di lingkungannya, karena banyak OPD yang ada potensi menular pada kelompok berisiko. Sehingga, program yang dilaksanakan oleh Pemkab Boyoalli ini nanti dapat memberikan rasa aman bagi baik para pejabat maupun masyarakat yang berinteraksi dengan pejabat.
Sebelumnya, Dinkes Boyolali juga menggelar tes cepat untuk 45 Anggota DPRD setempat untuk mengecek kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
Pada kegiatan tes cepat tersebut digelar kerja sama antara Sekretariat DPRD Boyolali dengan Dinas Kesehatan setempat dengan tujuan memastikan apakah anggota DPRD aman kesehatannya dari penyebaran COVID-19.
Menurut Sekretaris DPRD Boyolali Mulyono Santoso tes cepat diikuti 45 Anggota DPRD Boyolali, ditambah para karyawan sekretariat untuk mengecek kesehatannya karena mereka banyak berinteraksi dengan masyarakat. Hasil tes cepat 45 Anggota DPRD Boyolali dinyatakan sehat atau semua non-reaktif.
Baca juga: DKK Surakarta gelar tes cepat tukang ojek cegah COVID-19
Baca juga: Pemkab Purbalingga gencarkan tes cepat COVID-19