Pekalongan (ANTARA) - Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II-A Pekalongan, Jawa Tengah, bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat melakukan pelacakan dini (skrining) Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) pada para pegawai dan warga binaan pemasyarakatan.
Kepala Rutan Kelas II-A Pekalongan Sastra Irawan di Pekalongan, Jumat, mengatakan kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari hasil skrining PPOK pada 40 pegawai dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), khususnya mereka yang berusia di atas 40 tahun dan perokok.
"Dari pemeriksaan 40 orang sebelumnya itu, hasilnya beda-beda ada kategori merah, oranye, dan hijau." katanya.
Adapun kategori merah adalah kondisi kesehatan paru paling parah, sedang hijau masih tergolong aman.
Ia yang didampingi Perawat Klinik Yuli Triono mengatakan pemeriksaan kesehatan pada para pegawai dan WBP masih terus dilanjutkan sebagai upaya pencegahan.
Kemudian penderita paru dengan kategori merah, kata dia, dikumpulkan aula rumah tahanan untuk mendapat penanganan lebih lanjut dan dilakukan edukasi tentang pentingnya menjaga paru-paru.
"Akan tetapi dari 40 orang tersebut masih tersisa 26 orang, karena ada beberapa warga binaan pemasyarakatan yang sudah bebas menjalani hukuman maupun maupun dipindahkan ke unit pelaksana teknis," katanya.
Ia berharap ke depan bagi pegawai maupun WBP bisa mengurangi konsumsi rokok atau bahkan berhenti merokok, untuk menjaga kesehatan paru dan jantung.
"Untuk upaya pencegahan yang paling utama adalah berhenti atau menghindari merokok, rajin berolahraga, menjaga pola makanan yang bergizi seimbang, dan harus pandai mengelola stres," katanya.
Baca juga: Dinkes Pekalongan deteksi dini penyakit paru obstruktif kronis