"Untuk sementara mari kita di rumah (perantauan) saja, tidak perlu memikirkan mudik agar kita bisa saling membantu. Dengan anda datang (mudik, red) itu sebenarnya bagian dari kontribusi anda mencintai keluarga, serta telah berbuat kemanusiaan yang adil dan beradab," katanya di Semarang, Jumat.
Ganjar menyebut pasien positif COVID-19 di Kota Surakarta mempunyai riwayat perjalanan dari Bogor, Jawa Barat, sedangkan pasien yang sama di Kota Tegal juga pernah bepergian di Jakarta.
Terkait dengan imbauan tidak mudik, Ganjar telah menyurati pemerintah kabupaten/kota di Jateng dan semua warga yang mudik masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) pada penanganan COVID-19.
Baca juga: ODP di Jateng segera menjalani pemeriksaan cepat COVID-19
Baca juga: Tegal "lockdown" lokal, bus di Terminal Kalideres tak layani penumpang ke arah Tegal
"Maka siapapun itu (pemudik asal Jateng, red) harus mengisolasi diri selama 14 hari dan melapor ke pemerintah setempat," ujarnya.
Ganjar juga sudah menjalin komunikasi dengan Gubernur DKI, Gubernur Jawa Barat, dan Ketua Gugus Tugas COVID-19 di Jakarta untuk menghindari masyarakat mudik saat Idul Fitri 1441 Hijriah.
Koordinasi antarpemerintah daerah tersebut, kata Ganjar, dilakukan agar masing-masing daerah melakukan pengawasan dengan ketat.
"Mari bantu pemerintah agar penyakit ini bisa cepat berlalu. Tolong yang di Jakarta, di Jabar atau dimanapun, jangan pulang dulu. Kita bantu DKI, Jabar dan daerah lainnya dengan tetap berada di tempat agar mudah dikontrol," katanya.
Selain itu, saat ini pemerintah sedang menggodok aturan mengenai larangan atau imbauan tidak mudik itu.
"Kalau alasannya mudik hanya untuk bertemu orang tua atau keluarga, hanya membelikan pakaian, itu semua tidak ada manfaatnya jika ada potensi penularan. Mari kita menahan diri sebentar, kita lawan virus orona ini bersama-sama," ujarnya.
Selain demi keluarga, Ganjar juga meminta masyarakat melihat bagaimana perjuangan tenaga medis yang saat ini berjuang melawan COVID-19.
"Lihatlah mereka yang setiap hari 'fight' melawan virus ini. Mereka berjuang mati-matian, waktunya habis, nyawa menjadi taruhannya dan keluarga tercinta ditinggal di rumah. Mari kita bantu, mari kota kompak agar musibah ini bisa segera dikendalikan," kata Ganjar. (LHP)