Keuskupan Indonesia puji persaudaraan pengelola MAJT
Semarang (ANTARA) - Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Indonesia terkesan dengan sikap persaudaraan yang ditunjukkan oleh Pengelola Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT).
"Sikap tulus, ramah, dan penuh persaudaraan tersebut sebagai cermin kebesaran Islam yang rahmatan lil alamin," kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia, Mgr. Harun Yuwono, dalam kunjungannya ke MAJT di Semarang bersama rombongan berjumlah 17 orang dari berbagai provinsi di Indonesia, Selasa.
Rombongan yang didampingi Ketua FKUB Jateng Taslim Sahlan diterima Wakil Ketua PP MAJT Prof. Edi Noersasongko M. Kom didampingi Sekretaris K.H. Muhyiddin M.Ag, Wakil Sekretaris Drs. K.H. Istadjib AS, Drs. K.H. Marom, dan para koordinator serta sekretaris bidang PPMAJT.
Baca juga: Ulama dari Palestina kunjungi Masjid Agung Jawa Tengah
Berbagai kemajemukan yang menjadi khasanah Indonesia terutama dalam konteks berbangsa dan bernegara, didiskusikan secara kualitatif dilandasi persaudaraan yang tinggi, termasuk problem yang dihadapi rakyat Papua akhir-akhir ini.
Dalam konteks konflik Papua, disimpulkan kunci penyelesaian ada pada tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mampu mengarahkan umat agar dapat bersikap proporsi dan tidak terpengaruh provokasi.
Baca juga: KWI Minta Pemerintah Segera Atasi Tolikara
Sekretaris Umum PP MAJT Muhyiddin dalam kesempatan tersebut memperkenalkan MAJT sebagai pusat peribadatan dan peradaban Islam dunia yang berciri ahlussunah wal jamaah (wasathiyah) yang reputasinya kini makin merambah ke kancah internasional.
MAJT, lanjutnya, mengaktifkan dakwah dan menjunjung peradaban dunia lewat nilai-nilai kemajemukan dan persaudaraan dalam kontek sesama muslim, sesama bangsa, dan sesama manusia.
"Lewat dakwah ini, maka PP MAJT membuka seluas-luasnya kerja sama dengan siapa pun guna menyemai nilai-nilai rahmatan lil alamin," tutur Muhyiddin menegaskan.
Rombongan Konferensi Waligereja selain Mgr. Harun Yuwono juga Rm Heri Wibowo, RD Endro, RP Agus OSC, Sr Ma Yohana SSpS, Goklian PH OFM, Theresia Joice, Meike Clasina Lolong, RP Yulianus Astanto Adi CM. Selain itu juga Linda Bangun, Maxi Paat, Rm Didik SJ, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang. Ditambah Nano, Dwie, Edi Riyanto, Awi, dan Rudy.
Usai dialog, dilanjutkan mengunjungi ratusan situs yang dimiliki PP MAJT, di antaranya menyaksikan dibukanya payung elektronik raksasa yang megah di MAJT.
Rombongan juga menyaksikan Al Quran raksasa di ruang utama shalat. Bahkan pimpinan rombongan Mgr. Harun Yuwono menyempatkan memukul beduk raksasa. Kunjungan diakhiri menyaksikan keindahan Kota Semarang lewat teropong yang terdapat di lantai 19 Menara Al-Husna MAJT setinggi 99 meter serta menyaksikan koleksi museum perkembangan Islam di Jawa.
Baca juga: Tempat karaoke di kawasan Masjid Agung Jateng dibongkar
"Sikap tulus, ramah, dan penuh persaudaraan tersebut sebagai cermin kebesaran Islam yang rahmatan lil alamin," kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia, Mgr. Harun Yuwono, dalam kunjungannya ke MAJT di Semarang bersama rombongan berjumlah 17 orang dari berbagai provinsi di Indonesia, Selasa.
Rombongan yang didampingi Ketua FKUB Jateng Taslim Sahlan diterima Wakil Ketua PP MAJT Prof. Edi Noersasongko M. Kom didampingi Sekretaris K.H. Muhyiddin M.Ag, Wakil Sekretaris Drs. K.H. Istadjib AS, Drs. K.H. Marom, dan para koordinator serta sekretaris bidang PPMAJT.
Baca juga: Ulama dari Palestina kunjungi Masjid Agung Jawa Tengah
Berbagai kemajemukan yang menjadi khasanah Indonesia terutama dalam konteks berbangsa dan bernegara, didiskusikan secara kualitatif dilandasi persaudaraan yang tinggi, termasuk problem yang dihadapi rakyat Papua akhir-akhir ini.
Dalam konteks konflik Papua, disimpulkan kunci penyelesaian ada pada tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mampu mengarahkan umat agar dapat bersikap proporsi dan tidak terpengaruh provokasi.
Baca juga: KWI Minta Pemerintah Segera Atasi Tolikara
Sekretaris Umum PP MAJT Muhyiddin dalam kesempatan tersebut memperkenalkan MAJT sebagai pusat peribadatan dan peradaban Islam dunia yang berciri ahlussunah wal jamaah (wasathiyah) yang reputasinya kini makin merambah ke kancah internasional.
MAJT, lanjutnya, mengaktifkan dakwah dan menjunjung peradaban dunia lewat nilai-nilai kemajemukan dan persaudaraan dalam kontek sesama muslim, sesama bangsa, dan sesama manusia.
"Lewat dakwah ini, maka PP MAJT membuka seluas-luasnya kerja sama dengan siapa pun guna menyemai nilai-nilai rahmatan lil alamin," tutur Muhyiddin menegaskan.
Rombongan Konferensi Waligereja selain Mgr. Harun Yuwono juga Rm Heri Wibowo, RD Endro, RP Agus OSC, Sr Ma Yohana SSpS, Goklian PH OFM, Theresia Joice, Meike Clasina Lolong, RP Yulianus Astanto Adi CM. Selain itu juga Linda Bangun, Maxi Paat, Rm Didik SJ, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang. Ditambah Nano, Dwie, Edi Riyanto, Awi, dan Rudy.
Usai dialog, dilanjutkan mengunjungi ratusan situs yang dimiliki PP MAJT, di antaranya menyaksikan dibukanya payung elektronik raksasa yang megah di MAJT.
Rombongan juga menyaksikan Al Quran raksasa di ruang utama shalat. Bahkan pimpinan rombongan Mgr. Harun Yuwono menyempatkan memukul beduk raksasa. Kunjungan diakhiri menyaksikan keindahan Kota Semarang lewat teropong yang terdapat di lantai 19 Menara Al-Husna MAJT setinggi 99 meter serta menyaksikan koleksi museum perkembangan Islam di Jawa.
Baca juga: Tempat karaoke di kawasan Masjid Agung Jateng dibongkar