Magelang (ANTARA) - Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang Romo FX Sugiyono mengajak umat Katolik setempat untuk ambil bagian dalam berbagai perutusan, baik di lingkup gereja maupun masyarakat umum.
"Kesadaran akan tugas perutusan, adanya panggilan-panggilan di tengah umat, menjadi imam, suster, bruder, tokoh umat, juga terutama di paroki-paroki tentu menjadi kekayaan-kekayaan tersendiri," katanya di Magelang, Rabu petang.
Ia mengatakan hal itu saat memimpin misa kudus secara konselebrasi untuk memperingati HUT Ke-57 Kevikepan Kedu di Gereja Santo Mikael Panca Arga, Kompleks Akademi Militer Magelang.
Hari ulang tahun Kevikepan Kedu jatuh setiap 18 Agustus, sedangkan tahun ini sejumlah kegiatan mewarnai peringatan tersebut. Tema HUT Ke-57 Kevikepan Kedu, "Tinggal dalam Kristus dan Berbuah: Semakin Katolik dan Apostolik".
Ia mengemukakan pentingnya umat menghayati kesadaran panggilan kekatolikan dan tugas perutusan di masyarakat.
"Kekatolikan hanya tumbuh jika kesatuan dengan Kriatus bagian utama membangun kehidupan. Tinggal dalam Kristus menjadikan alasan dasar pertumbuhan gereja dan kekatolikan dan perutusan dirasakan umat," ujar Romo Sugiyono yang wakil Uskup Agung Semarang Monsinyur Robertus Rubiyatmoko itu.
Ia juga mengatakan bahwa kesadaran tinggal dalam Kristus perlu dibangun secara bersama-sama.
Pada kesempatan itu, ia mengemukakan tentang perkembangan kehidupan umat Katolik di Kevikepan Kedu (salah satu wilayah gereja Keuskupan Agung Semarang) yang meliputi 12 paroki dan 1 stasi di Kota Magelang, Kabupaten Magelang, dan Temanggung.
Total umat setempat saat ini 28.605 orang dengan 24 imam yang melayani mereka, sedangkan jumlah para imam, suster, dan bruder berasal dari kevikepan setempat 262 orang. Mereka menjalani tugas panggilan atau berkarya di berbagai tempat, baik di Indonesia maupun luar negeri.
Ia menyebut kevikepan setempat banyak potensi, energi, dan nilai historis tinggi, serta memiliki peran strategis di tingkat KAS dan gereja di Indonesia.
"(Kevikepan) Kedu menjadi bagian perjalanan gereja di KAS, pusat pastoral, antara lain ada tempat formasio seminari (Seminari Menengah Mertoyudan), SMA Van Lith, dan tempat pendidikan lainnya," ujarnya.
Kevikepan, ucapnya, sebagai pusat penggerak dan pelayan pastoral karena menjadi motor penggerak dinamika pastoral umat.
Vikaris Episkopal (Vikep) Kedu Romo A Dodit Haryono menyatakan bersyukur atas perkembangan kevikepan setempat selama ini.
"Berkah melimpah," katanya dalam misa yang antara lain diikuti perwakilan umat dari berbagai paroki yang mengenakan pakaian adat berbagai daerah di Indonesia, sejumlah komunitas biarawati, sejumlah lembaga karya gereja, para imam, dan frater berasal dari daerah setempat.
Ketua Panitia HUT Ke-57 Kevikepan Kedu Ambar Waluyo menyebutkan sejumlah kegiatan dalam rangkaian peringatan itu sejak Juli lalu, antara lain kamping rohani, seminar kemartiran Romo Richardus Kardis Sandjaja (1914-1948), penguatan sekretaris paroki dan koster, lomba mewarnai gambar, voli plastik, dan puncaknya berupa misa kudus.
Puncak peringatan juga ditandai dengan peluncuran buku "Sejarah Paroki dan Tarekat Kevikepan Kedu" dan pemotongan tumpeng.