Kudus (ANTARA) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK) menanam sekitar 11.000 pohon penghijauan di kawasan Pegunungan Muria Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, untuk mendukung program penghijauan yang dicanangkan pemerintah.
Aksi tanam belasan ribu bibit pohon para mahasiswa di Desa Ternadi, Kecamatan Dawe tersebut, sekaligus untuk memperingati Hari Menanam Pohon yang jatuh pada 28 November 2019.
Ketua BEM Fakultas Pertanian UMK Ahmad Taufiq Hidayat di Kudus, Kamis, mengungkapkan alasan melakukan penghijauan di kawasan Pegunungan Muria karena menjadi area tangkapan air dan kawasan tersebut juga perlu dijaga kelestariannya.
Penghijauan yang melibatkan mahasiswa ini, kata dia, juga sebagai ajang edukasi terkait pentingnya menjaga kawasan pegunungan agar tetap hijau dan tidak gundul.
"Kegiatan ini juga menjadi ajang keterlibatan mahasiswa dalam program reboisasi di kawasan Pegunugan Muria," ujarnya.
Jenis bibit tanaman yang ditanam, meliputi bibit tanaman pinus dan bibit tanaman buah mulai dari alpukat, rambutan, matoa, petai, hingga jengkol.
Dipilihnya bibit pohon buah bertujuan agar pohonnya tidak ditebang karena masyarakat bisa memanfaatkan hasil buahnya untuk menambah penghasilan warga.
Sementara itu, Administratur (Adm) Perum Perhutani KPH Pati Sukadi mengatakan untuk Wilayah Pati sebenarnya sudah ada program penanaman yang dibiayai oleh Kementerian Kehutanan untuk 1.121 hektare.
Namun dengan adanya kegiatan penanaman pohon dari UMK, kata dia, tetap disambut baik karena menandakan adanya kepedulian masyarakat, terutama mahasiswa UMK untuk menjaga alam sekitar.
Dalam menjaga hutan, kata dia, pihaknya tidak bisa melakukannya sendiri, perlu dukungan banyak pihak, termasuk dari kampus seperti UMK.
Tanpa keterlibatan masyarakat yang peduli dengan lingkungan atau hutan, tentu tidak akan bisa maksimal.
Di kawasan Gunung Muria, diprioritaskan menanam pohon pinus yang bisa dimanfaatkan getahnya dan tahun ini ditargetkan 140 ton getah pinus, sedangkan panennya melibatkan masyarakat sekitar sehingga bisa mendapatkan penghasilan dari pengambilan getah pinus.
Selain itu, pihaknya juga fokus menanam tanaman buah karena tujuan hutan tidak hanya soal konservasi saja, melainkan juga untuk mensejahterakan masyarakat.
"Kami juga memikirkan agar bagaimana masyarakat sekitar bisa mendapatkan kesejahteraan dari hutan tanpa merusaknya," imbuhnya.
Terkait kondisi hutan di Gunung Muria saat ini, kata dia, kondisinya cukup baik karena tidak ada kebakaran hutan yang sampai merusak ekosistem yang ada di Hutan Muria sehingga perlu terus dijaga.
"Kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa UMK ini juga untuk menjaga ekosistem yang ada agar semakin baik," ujarnya.
Dekan Fakultas Pertanian Zed Nahdi menambahkan posisi UMK sangat dekat dengan Gunung Muria sehingga pihaknya harus ikut serta dalam membantu konservasi Hutan Muria.
Penanaman pohon tersebut, kata dia, tidak hanya seremonial, namun akan terus dilakukan pemantauan sehingga bibit yang ditanam bisa terus hidup dan berkembang.
"Ini juga sebagai tanggung jawab moral kami yang mempelajari tentang pertanian atau agro kompleks, jadi harus peduli ketika lingkungan kurang baik," ujarnya. ***3***
Berita Terkait
Mahasiswa UNS inisiasi produk pembersih air keruh
Senin, 11 November 2024 8:48 Wib
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
Minggu, 3 November 2024 14:03 Wib
Mahasiswa ISI Solo unjuk karya di pameran bunga internasional
Jumat, 1 November 2024 19:30 Wib
Telkomsel ajak mahasiswa UIN Walisongo jaga Bumi
Selasa, 29 Oktober 2024 18:27 Wib
Tim PKM-RE Unsoed raih perunggu di Pimnas 2024
Kamis, 24 Oktober 2024 7:01 Wib
PLN ajak pelajar dan mahasiswa kembangkan inovasi berbasis listrik
Rabu, 23 Oktober 2024 9:03 Wib
Rektor: Masa tunggu kerja lulusan UMK sekitar enam bulan
Selasa, 22 Oktober 2024 19:54 Wib
Ribuan santri Mahad UIN Walisongo ikuti upacara Hari Santri Nasional 2024
Selasa, 22 Oktober 2024 10:53 Wib