Muktamar Ahlulbait diminta hasilkan program pembangunan bangsa
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama RI berharap Muktamar Ke-3 Ahlulbait Indonesia dapat menghasilkan beragam program dan ide untuk perkuat kemajuan pembangunan bangsa.
"Atas nama pemerintah Kemenag menyambut baik muktamar ini sebagai bagian dari ormas Islam dan diharapkan berkontribusi khususnya di bidang keagamaan," kata Direktur Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI Juraidi di Jakarta, Jumat.
Program yang diharapkan tersebut dapat berupa pembudayaan sebuah ide dari ormas Ahlulbait Indonesia termasuk dalam berbagai konsep kebudayaan atas sesuatu yang dianggap baik.
Lebih luas, dalam konteks keindonesiaan, Pancasila merupakan salah satu contoh dari hasil kebudayaan yang baik dan digali dari Tanah Air. Bahkan lambang negara ini merangkai semua budaya.
"Jadi hal-hal seperti itu harus kita pertahankan sebab dianggap baik, sama halnya dengan tujuan muktamar ini," katanya.
Menurutnya, banyak hal bisa dijadikan budaya oleh ormas Islam salah satunya selawat yang merupakan perintah agama. Kemudian, contoh lainnya yaitu budaya khatam Al Quran.
Pemerintah melalui kementerian terkait mendorong hal-hal semacam itu untuk dapat terus dibudayakan oleh masyarakat mulai dari anak usia dini hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Jangan sampai nanti anak Indonesia kehilangan akar budayanya sendiri," katanya.
Apalagi untuk anak didik yang sekolah ke luar negeri, tentunya penting untuk terus diedukasi mengenai penanaman nilai-nilai kebudayaan Tanah Air. Sebab, dikhawatirkan mereka hanya fokus pada akademik sehingga lupa dengan jati diri bangsa.
Pada Muktamar Ke-3 Ahlulbait Indonesia, terdapat sejumlah pembahasan dan usulan untuk kemajuan bangsa terutama berkaitan dengan maraknya gejala intoleransi, radikalisme, primordialisme, hingga terorisme yang dikaitkan dengan isu penyalahgunaan tafsir teks keagamaan dan kekuasaan.
Semua gejala dan isu tersebut dibarengi dengan kecenderungan memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi bangsa pada semua level kehidupan.
"Atas nama pemerintah Kemenag menyambut baik muktamar ini sebagai bagian dari ormas Islam dan diharapkan berkontribusi khususnya di bidang keagamaan," kata Direktur Penerangan Agama Islam Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI Juraidi di Jakarta, Jumat.
Program yang diharapkan tersebut dapat berupa pembudayaan sebuah ide dari ormas Ahlulbait Indonesia termasuk dalam berbagai konsep kebudayaan atas sesuatu yang dianggap baik.
Lebih luas, dalam konteks keindonesiaan, Pancasila merupakan salah satu contoh dari hasil kebudayaan yang baik dan digali dari Tanah Air. Bahkan lambang negara ini merangkai semua budaya.
"Jadi hal-hal seperti itu harus kita pertahankan sebab dianggap baik, sama halnya dengan tujuan muktamar ini," katanya.
Menurutnya, banyak hal bisa dijadikan budaya oleh ormas Islam salah satunya selawat yang merupakan perintah agama. Kemudian, contoh lainnya yaitu budaya khatam Al Quran.
Pemerintah melalui kementerian terkait mendorong hal-hal semacam itu untuk dapat terus dibudayakan oleh masyarakat mulai dari anak usia dini hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Jangan sampai nanti anak Indonesia kehilangan akar budayanya sendiri," katanya.
Apalagi untuk anak didik yang sekolah ke luar negeri, tentunya penting untuk terus diedukasi mengenai penanaman nilai-nilai kebudayaan Tanah Air. Sebab, dikhawatirkan mereka hanya fokus pada akademik sehingga lupa dengan jati diri bangsa.
Pada Muktamar Ke-3 Ahlulbait Indonesia, terdapat sejumlah pembahasan dan usulan untuk kemajuan bangsa terutama berkaitan dengan maraknya gejala intoleransi, radikalisme, primordialisme, hingga terorisme yang dikaitkan dengan isu penyalahgunaan tafsir teks keagamaan dan kekuasaan.
Semua gejala dan isu tersebut dibarengi dengan kecenderungan memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi bangsa pada semua level kehidupan.