Irjen Pol. Fiandar jadi Gubernur Akpol
Semarang (ANTARA) - Inspektur Jenderal Polisi Fiandar menjabat sebagai Gubernur Akademi Kepolisian, di kawasan Candi, Semarang, menggantikan Inspektur Jenderal Polisi Achmat Juri, yang dimutasi ke jabatan yang baru.
Upacara Serah terima jabatan itu dipimpin Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Kepolisian Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi Arief Sulistyanto, di Lapangan Bhayangkara Akademi Kepolisian, Semarang, Senin.
Menurut Sulistyanto, Fiandar bukan orang baru di lingkungan lembaga pendidikan Kepolisian Indonesia, karena sebelumnya pernah menjadi kepala Biro Pembinaan Pendidikan dan Latihan Lembaga Pendidikan dan Latihan Kepolisian Indonesia.
Baca juga: Alumnus akpol 2018 dididik Manajemen Talenta Polri
Sulistyanto mengatakan Akademi Kepolisian harus memgubah paradigma lama dalam pendidikan dan latihan Kepolisian Indonesia.
"Mengubah paradigma formalistik, hanya berdasarkan rutinitas, hanya memgejar status dan bersifat artifisial yang terbukti telah menyeba kan degradasj nilai dan kualitas profesionalitas Polri," katanya.
Baca juga: Prof. Suteki dicopot dari dosen atas permintaan Akpol
Untuk menghasilkan SDM yang unggul, kata dia, maka harus diterapkan paradigma yang berorientasi pada proses.
Ia yakin gubernur baru Akademi Kepolisian mampu mewujudkan pembentukan calon pimpinan Kepolisian Indonesia yang unggul, kompetitif, dan berintegritas.
"Para taruna Akademi Kepolisian harus bisa menjadi pemimpin yang berani memutuskan dengan benar, baik dan halal. Jangan biarkan mereka menjadi perwira Polri yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan," katanya.
Upacara Serah terima jabatan itu dipimpin Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Kepolisian Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi Arief Sulistyanto, di Lapangan Bhayangkara Akademi Kepolisian, Semarang, Senin.
Menurut Sulistyanto, Fiandar bukan orang baru di lingkungan lembaga pendidikan Kepolisian Indonesia, karena sebelumnya pernah menjadi kepala Biro Pembinaan Pendidikan dan Latihan Lembaga Pendidikan dan Latihan Kepolisian Indonesia.
Baca juga: Alumnus akpol 2018 dididik Manajemen Talenta Polri
Sulistyanto mengatakan Akademi Kepolisian harus memgubah paradigma lama dalam pendidikan dan latihan Kepolisian Indonesia.
"Mengubah paradigma formalistik, hanya berdasarkan rutinitas, hanya memgejar status dan bersifat artifisial yang terbukti telah menyeba kan degradasj nilai dan kualitas profesionalitas Polri," katanya.
Baca juga: Prof. Suteki dicopot dari dosen atas permintaan Akpol
Untuk menghasilkan SDM yang unggul, kata dia, maka harus diterapkan paradigma yang berorientasi pada proses.
Ia yakin gubernur baru Akademi Kepolisian mampu mewujudkan pembentukan calon pimpinan Kepolisian Indonesia yang unggul, kompetitif, dan berintegritas.
"Para taruna Akademi Kepolisian harus bisa menjadi pemimpin yang berani memutuskan dengan benar, baik dan halal. Jangan biarkan mereka menjadi perwira Polri yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan," katanya.