Wisata cagar budaya Kota Magelang dipromosikan lewat lomba foto
Kita punya beragam bentuk bangunan cagar budaya dari masjid, gereja, rumah tinggal, perkantoran, tempat penampungan air ...
Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah menggelar lomba foto tentang nilai-nilai cagar budaya untuk ajang mempromosikan kepariwisataan daerah setempat, Minggu.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Pemkot Magelang Al Ludin Idris di Magelang, Minggu, mengatakan lomba itu untuk menginformasikan kepada khalayak bahwa di kota setempat cukup banyak bangunan cagar budaya yang menarik untuk difoto.
Berbagai cagar budaya itu, ujar dia, berpotensi untuk pengembangan kepariwisataan di daerah setempat.
"Kita punya beragam bentuk bangunan cagar budaya dari masjid, gereja, rumah tinggal, perkantoran, tempat penampungan air (water torn, red.), tugu listrik (aniem, red.), dan lainnya. Ini menarik dijadikan objek foto dan dipromosikan sebagai daya tarik pariwisata," katanya dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Batang siap kembangkan wisata cagar budaya
Peserta lomba itu sekitar 280 fotografer berasal dari beberapa kota di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan bahkan ada yang datang dari Lampung.
Sebelum melakukan pemotretan, mereka berkumpul terlebih dahulu di halaman Museum BPK RI di kompleks kantor eks-Keresidenan Kedu di Kota Magelang untuk mengikuti arahan dan penyampaian petunjuk teknis dari panitia lomba.
Setelah menyusuri berbagai tempat di kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan selama sehari dan melakukan pemotretan objek foto tentang cagar budaya, para peserta wajib mengirimkan maksimal tiga karya foto kepada panitia untuk dinilai.
Ketua panitia lomba Anggit Pamungkas mengatakan total sekitar 400 karya foto dikirim para peserta lomba kepada panitia untuk dinilai dewan juri, yakni Johnny Hendarta, Misbachul Munir, dan Bagus Priyana.
Baca juga: BPCB ajak komunitas optimalkan manfaat cagar budaya
"Lomba hanya sehari ini saja (13/10) dan langsung dinilai dan diumumkan juaranya. Foto pun tidak diunggah di media sosial, tapi langsung dikirim ke panitia untuk langsung dinilai dewan juri," katanya.
Juara pertama karya Giri Wijayanto (Yogyakarta) berupa kawasan Makam Van Der Steur, mendapat hadiah uang Rp4 juta, juara kedua karya Wibowo Raharjo (Solo) berupa foto rumah bundar dengan hadiah Rp3 juta, dan juara tiga karya Panji Arigi (Magelang) berupa foto Gereja Kristen Jawa dengan hadiah Rp2,5 juta.
"Panitia juga mengambil lima nominasi dengan hadiah uang pembinaan masing-masing Rp600 ribu. Di samping uang, kita berikan pula piagam dan piala sebagai bentuk apresiasi kepada para pemenang," kata Anggit yang juga Kasubag Publikasi dan Pemberitaan Humas Pemkot Magelang itu.
Sekretaris Daerah Pemkot Magelang Joko Budiyono saat menyerahkan hadiah kepada pemenang, mengatakan pentingnya lomba itu karena akan membuat masyarakat luar daerah tersebut mengetahui lebih dalam tentang berbagai cagar budaya di kota dengan julukan "Kota Sejuta Bunga" itu.
"Foto-foto peserta pun bisa dijadikan bahan promosi Pemkot Magelang agar makin dikenal," kata dia.
Baca juga: Sejumlah kawasan dan bangunan di Rembang diusulkan jadi cagar budaya
Baca juga: Bangunan kuno dijadikan fasum prioritas jadi cagar budaya
Baca juga: Revitalisasi lanjutan Kota Lama Semarang dimulai September 2019
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Pemkot Magelang Al Ludin Idris di Magelang, Minggu, mengatakan lomba itu untuk menginformasikan kepada khalayak bahwa di kota setempat cukup banyak bangunan cagar budaya yang menarik untuk difoto.
Berbagai cagar budaya itu, ujar dia, berpotensi untuk pengembangan kepariwisataan di daerah setempat.
"Kita punya beragam bentuk bangunan cagar budaya dari masjid, gereja, rumah tinggal, perkantoran, tempat penampungan air (water torn, red.), tugu listrik (aniem, red.), dan lainnya. Ini menarik dijadikan objek foto dan dipromosikan sebagai daya tarik pariwisata," katanya dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Batang siap kembangkan wisata cagar budaya
Peserta lomba itu sekitar 280 fotografer berasal dari beberapa kota di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan bahkan ada yang datang dari Lampung.
Sebelum melakukan pemotretan, mereka berkumpul terlebih dahulu di halaman Museum BPK RI di kompleks kantor eks-Keresidenan Kedu di Kota Magelang untuk mengikuti arahan dan penyampaian petunjuk teknis dari panitia lomba.
Setelah menyusuri berbagai tempat di kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan selama sehari dan melakukan pemotretan objek foto tentang cagar budaya, para peserta wajib mengirimkan maksimal tiga karya foto kepada panitia untuk dinilai.
Ketua panitia lomba Anggit Pamungkas mengatakan total sekitar 400 karya foto dikirim para peserta lomba kepada panitia untuk dinilai dewan juri, yakni Johnny Hendarta, Misbachul Munir, dan Bagus Priyana.
Baca juga: BPCB ajak komunitas optimalkan manfaat cagar budaya
"Lomba hanya sehari ini saja (13/10) dan langsung dinilai dan diumumkan juaranya. Foto pun tidak diunggah di media sosial, tapi langsung dikirim ke panitia untuk langsung dinilai dewan juri," katanya.
Juara pertama karya Giri Wijayanto (Yogyakarta) berupa kawasan Makam Van Der Steur, mendapat hadiah uang Rp4 juta, juara kedua karya Wibowo Raharjo (Solo) berupa foto rumah bundar dengan hadiah Rp3 juta, dan juara tiga karya Panji Arigi (Magelang) berupa foto Gereja Kristen Jawa dengan hadiah Rp2,5 juta.
"Panitia juga mengambil lima nominasi dengan hadiah uang pembinaan masing-masing Rp600 ribu. Di samping uang, kita berikan pula piagam dan piala sebagai bentuk apresiasi kepada para pemenang," kata Anggit yang juga Kasubag Publikasi dan Pemberitaan Humas Pemkot Magelang itu.
Sekretaris Daerah Pemkot Magelang Joko Budiyono saat menyerahkan hadiah kepada pemenang, mengatakan pentingnya lomba itu karena akan membuat masyarakat luar daerah tersebut mengetahui lebih dalam tentang berbagai cagar budaya di kota dengan julukan "Kota Sejuta Bunga" itu.
"Foto-foto peserta pun bisa dijadikan bahan promosi Pemkot Magelang agar makin dikenal," kata dia.
Baca juga: Sejumlah kawasan dan bangunan di Rembang diusulkan jadi cagar budaya
Baca juga: Bangunan kuno dijadikan fasum prioritas jadi cagar budaya
Baca juga: Revitalisasi lanjutan Kota Lama Semarang dimulai September 2019