Ratusan mahasiswa UMK dan masyarakat Kudus bersihkan aliran Sungai Gelis
Kudus (ANTARA) - Ratusan mahasiswa Universitas Muria Kudus, pelajar dan masyarakat di Desa Rahtawau, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, melakukan kerja bakti membersihkan aliran Sungai Gelis yang berada di Pegunungan Muria dari sampah plastik maupun sampah lainnya.
"Kegiatan bersih-bersih sungai di Sungai Gelis Desa Rahtawu ini merupakan yang pertama, sedangkan untuk wilayah Jateng merupakan yang keempat kalinya," kata Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Dua Provinsi Jawa Tengah Puji Harini di Kudus, Jumat.
Meskipun lokasi sungai yang berada di kawasan Pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk, ternyata ditemukan banyak sampah plastik, selain kayu maupun ranting, katanya.
Baca juga: Bersihkan Sungai Gelis Kudus, Ribuan Orang Dilibatkan
Sebelumnya, kata dia, gerakan pungut sampah digelar di Kabupaten Demak sebagai tindak lanjut dari arahan Gubernur Jawa Tengah.
Adanya gerakan pungut sampah secara masif, diharapkan membuat sungai yang ada di Jawa Tengah tidak lagi banyak ditemukan sampah.
"Kami memang ingin mengajak masyarakat untuk menyelamatkan aliran sungai dari sampah plastik, terutama Sungai Gelis Kudus," ujarnya.
Di sepanjang aliran Sungai Gelis Kudus, kata dia, memang banyak ditemukan sampah plastik sehingga perlu dilakukan kegiatan bersih-bersih sungai.
Pelibatan mahasiswa dan masyarakat, kata dia, sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Baca juga: PKL Sungai Gelis Kudus segera direlokasi ke Pasar Burung
Apalagi, kawasan Pegunungan Muria merupakan destinasi wisata, baik religi maupun wisata alam sehingga dimungkinkan banyak wisatawan yang meninggalkan sampah.
"Kami juga berharap ada upaya untuk saling mengingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan," ujarnya.
Dengan langkah bersih-bersih sungai dari hulu sungai, diharapkan membuat hilir tidak mengalami bencana saat musim hujan nanti.
"Selain itu, kami juga melakukan rehabilitasi lahan di luar hutan negara dan memberikan pendampingan penyuluhan kehutanan kepada masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Sungai Gelis Disulap Jadi Objek Wisata Air
Dosen Fakultas Pertanian UMK Kudus Hendy Hendro menyambut positif kegiatan tersebut, terlebih saat sekarang masih musim kemarau sehingga sangat tepat untuk membersihkan sungai dari sampah.
Ia juga mendukung gerakan pungut sampah di aliran sungai dimulai dari hulu karena sungai gelis ini akan bermuara turun ke bawah sehingga potensi bencana akibat sumbatan aliran sungai karena tumpukan sampah bisa dihindarkan.
"Ketika memasuki musim hujan, tentunya aliran sungai saat debitnya meningkat bisa lebih lancar," ujarnya. *
Baca juga: Talud Sungai Gelis Ambrol
"Kegiatan bersih-bersih sungai di Sungai Gelis Desa Rahtawu ini merupakan yang pertama, sedangkan untuk wilayah Jateng merupakan yang keempat kalinya," kata Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Dua Provinsi Jawa Tengah Puji Harini di Kudus, Jumat.
Meskipun lokasi sungai yang berada di kawasan Pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk, ternyata ditemukan banyak sampah plastik, selain kayu maupun ranting, katanya.
Baca juga: Bersihkan Sungai Gelis Kudus, Ribuan Orang Dilibatkan
Sebelumnya, kata dia, gerakan pungut sampah digelar di Kabupaten Demak sebagai tindak lanjut dari arahan Gubernur Jawa Tengah.
Adanya gerakan pungut sampah secara masif, diharapkan membuat sungai yang ada di Jawa Tengah tidak lagi banyak ditemukan sampah.
"Kami memang ingin mengajak masyarakat untuk menyelamatkan aliran sungai dari sampah plastik, terutama Sungai Gelis Kudus," ujarnya.
Di sepanjang aliran Sungai Gelis Kudus, kata dia, memang banyak ditemukan sampah plastik sehingga perlu dilakukan kegiatan bersih-bersih sungai.
Pelibatan mahasiswa dan masyarakat, kata dia, sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Baca juga: PKL Sungai Gelis Kudus segera direlokasi ke Pasar Burung
Apalagi, kawasan Pegunungan Muria merupakan destinasi wisata, baik religi maupun wisata alam sehingga dimungkinkan banyak wisatawan yang meninggalkan sampah.
"Kami juga berharap ada upaya untuk saling mengingatkan agar tidak membuang sampah sembarangan," ujarnya.
Dengan langkah bersih-bersih sungai dari hulu sungai, diharapkan membuat hilir tidak mengalami bencana saat musim hujan nanti.
"Selain itu, kami juga melakukan rehabilitasi lahan di luar hutan negara dan memberikan pendampingan penyuluhan kehutanan kepada masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Sungai Gelis Disulap Jadi Objek Wisata Air
Dosen Fakultas Pertanian UMK Kudus Hendy Hendro menyambut positif kegiatan tersebut, terlebih saat sekarang masih musim kemarau sehingga sangat tepat untuk membersihkan sungai dari sampah.
Ia juga mendukung gerakan pungut sampah di aliran sungai dimulai dari hulu karena sungai gelis ini akan bermuara turun ke bawah sehingga potensi bencana akibat sumbatan aliran sungai karena tumpukan sampah bisa dihindarkan.
"Ketika memasuki musim hujan, tentunya aliran sungai saat debitnya meningkat bisa lebih lancar," ujarnya. *
Baca juga: Talud Sungai Gelis Ambrol