Angka kelahiran di Kudus ditargetkan turun hingga dua persen
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan bisa mengurangi angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) dari 2,05 persen hingga menjadi dua persen sebagai syarat penduduk tumbuh seimbang.
"Salah satu upaya menurunkan angka kelahiran yakni dengan pencanangan kampung Keluarga Berencana (KB),", kata Bupati Kudus Muhammad Tamzil saat meresmikan Desa Terangmas, Kecamatan Undaan sebagai kampung KB di Kudus, Selasa.
Hadir pada acara tersebut, istri Bupati Kudus Rina Budhi Tamzil bersama Wakil Bupati M. Hartopo beserta istri.
Tamzil berharap dengan banyaknya kampung KB dari bisa menurunkan angka kelahiran dari sebelumnya 2,05 persen menjadi 2 persen.
"Berbagai usaha harus terus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Pencanangan kampung KB salah satunya harus dimaksimalkan," ujarnya.
Ia menilai kampung KB merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi maslah kependudukan.
Sampai tahun ini, Kudus telah memiliki 20 kampung KB yang tersebar di berbagai kecamatan.
"Di dalam keluarga juga harus menerapkan delapan fungsi keluarga dan pembentukan karakter sejak dini," ujarnya.
Kedelapan fungsi tersebut, yakni fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi lingkungan.
Baca juga: BKKBN Terus Tekan Angka Kelahiran
"Delapan fungsi keluarga dan pembentukan karakter sejak dini merupakan upaya dalam mewujudkan pelembagaan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kudus Ludful Hakim menyatakan akan melaksanakan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Program KKBK Hari Keluarga Nasional ke XXVI Kudus di Desa Terangmas.
"Kami akan melaksanakan KIE di Desa Terangmas. Kami memandang desa tersebut layak menjadi kampung KB, mengingat merupakan desa yang penduduknya didominasi usia yang masih muda dan produktif, yakni masih berusia 19 tahun," ujarnya.
Dengan ditetapkannya sebagai kampung KB, Dinsos juga melakukan peningkatan kualitas kaum perempuan di kampung KB dengan memberikan pelatihan kewirausahaan ntuk menambah pengetahuan dan keterampilan usaha ekonomi mereka.
Kampung KB merupakan kampung dengan jumlah keluarga miskin di atas rata-rata tingkat desa di mana kampung tersebut berada dan pencapaian KB di desa tersebut sangat rendah.
Selain itu, kampung tersebut juga berada di wilayah kumuh, berada di Daerah Aliran Sungai (DAS), di kawasan miskin, termasuk miskin perkotan, terpencil, wilayah perbatasan, kawasan industri, kawasan wisata, dan tingkat kepadatan penduduk tinggi.
Ciri lain dari kampung KB, yakni memiliki tingkat pendidikan masih rendah serta infrastruktur kurang memadai.
Baca juga: Tinggi, Angka Kematian Ibu dan Anak di Banjarnegara
"Salah satu upaya menurunkan angka kelahiran yakni dengan pencanangan kampung Keluarga Berencana (KB),", kata Bupati Kudus Muhammad Tamzil saat meresmikan Desa Terangmas, Kecamatan Undaan sebagai kampung KB di Kudus, Selasa.
Hadir pada acara tersebut, istri Bupati Kudus Rina Budhi Tamzil bersama Wakil Bupati M. Hartopo beserta istri.
Tamzil berharap dengan banyaknya kampung KB dari bisa menurunkan angka kelahiran dari sebelumnya 2,05 persen menjadi 2 persen.
"Berbagai usaha harus terus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Pencanangan kampung KB salah satunya harus dimaksimalkan," ujarnya.
Ia menilai kampung KB merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi maslah kependudukan.
Sampai tahun ini, Kudus telah memiliki 20 kampung KB yang tersebar di berbagai kecamatan.
"Di dalam keluarga juga harus menerapkan delapan fungsi keluarga dan pembentukan karakter sejak dini," ujarnya.
Kedelapan fungsi tersebut, yakni fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi lingkungan.
Baca juga: BKKBN Terus Tekan Angka Kelahiran
"Delapan fungsi keluarga dan pembentukan karakter sejak dini merupakan upaya dalam mewujudkan pelembagaan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kudus Ludful Hakim menyatakan akan melaksanakan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Program KKBK Hari Keluarga Nasional ke XXVI Kudus di Desa Terangmas.
"Kami akan melaksanakan KIE di Desa Terangmas. Kami memandang desa tersebut layak menjadi kampung KB, mengingat merupakan desa yang penduduknya didominasi usia yang masih muda dan produktif, yakni masih berusia 19 tahun," ujarnya.
Dengan ditetapkannya sebagai kampung KB, Dinsos juga melakukan peningkatan kualitas kaum perempuan di kampung KB dengan memberikan pelatihan kewirausahaan ntuk menambah pengetahuan dan keterampilan usaha ekonomi mereka.
Kampung KB merupakan kampung dengan jumlah keluarga miskin di atas rata-rata tingkat desa di mana kampung tersebut berada dan pencapaian KB di desa tersebut sangat rendah.
Selain itu, kampung tersebut juga berada di wilayah kumuh, berada di Daerah Aliran Sungai (DAS), di kawasan miskin, termasuk miskin perkotan, terpencil, wilayah perbatasan, kawasan industri, kawasan wisata, dan tingkat kepadatan penduduk tinggi.
Ciri lain dari kampung KB, yakni memiliki tingkat pendidikan masih rendah serta infrastruktur kurang memadai.
Baca juga: Tinggi, Angka Kematian Ibu dan Anak di Banjarnegara