Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menekankan pentingnya revolusi industri pertanian sebagai upaya menyukseskan swasembada pangan daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani.
Bupati Batang Wihaji di Batang, Kamis, mengatakan bahwa memasuki Revolusi Industri 4.0 maka sudah saatnya para petani harus bisa ber-revolusi agar tidak tertinggal.
"Kami berharap petani tidak malu belajar namun perlu kreatif dan inovasi dalam bertani agar hasil produksinya mampu memunuhi kebutuhan masyarakat, nasional, dan bersaing di pasar ekspor," katanya.
Menurut dia, lahan pertanian yang berada di wilayah atas memiliki potensi yang luar biasa sehingga pemkab akan terus memberikan dukungan dan motivasi pada para petani agar mereka bisa melakukan revolusi industri pertanian.
"Kebutuhan masyarakat terhadap komoditas sayuran tidak ada matinya, bahkan permintaan pasar terus mengalami peningkatan. Oleh karena, budidaya sayuran sebenarnya sangat menggiurkan kalau dikelola secara profesional," katanya.
Ia mengatakan beberapa wilayah bagian atas seperti Kecamatan Bawang, Tersono, Limpung, Blado, Bandar, dan Reban memiliki karakteristik geografis untuk lahan agrobisnis sayuran seperti buncis, kol, labu siam dan paprika.
"Namun demikian, semua itu tergantung niat dan kemauan petani untuk belajar. Yang jelas, kami siap memberikan bantuan dan pendampingan kepada petani agar bisa melakukan budidaya sayuran," katanya.
Kelompok Tani Peni Murni Kecamatan Bawang Nur Kholis mengatakan permintaan pasar dalam negeri maupun mancanegara terhadap komoditas sayuran seperti paprika, buncis, dan labu siam cukup tinggi.
"Permintaan masyarakat terhadap buah dan sayuran baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri terus meningkat. Pada tahun sebelumnya, selain pasar Bali, Bandung, dan Jakarta, kami juga mampu mengirim komoditas sayuran ke Singapura dan Jepang," katanya.