Semarang (ANTARA) - Ketua Kwartir Nasional Gerskan Pramuka Komjen Pol (Purn) Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas menjadikan terobosan Kwarda Jawa Tengah dalam membentuk Saka Milenial sebagai percontohan di tingkat nasional.
"(Pembentukan Saka Milenial) Jateng inikan yang pertama, akan kami jadikan 'pilot project' nasional, hasilnya nanti akan kami jadikan bahan untuk penerapan di seluruh Indonesia," kata Buwas usai melantik Majelis Pembimbing Daerah (Mabida), Pengurus Kwartir Daerah (Kwarda), dan Dewan Kerja Daerah (DKD) Provinsi Jateng masa bhakti 2018-2023 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa.
Menurut dia, pembentukan Saka Milenial oleh Kwarda Jateng tersebut sangat penting di tengah maraknya peredaran informasi menyesatkan di kalangan masyarakat.
"Ini bagus sekali, memang gerakan pramuka harus bisa mengikuti perkembangan zaman.
Saka Milenial perlu dibangun karena sekarang memang dibutuhkan masyarakat, dengan berbagai program-program yang kekinian," ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Perum Bulog ini menyebutkan gerakan pramuka saat ini memiliki tantangan untuk ikut berperan dalam pembangunan negara.
Melalui gerakan kepanduan itu, dirinya berharap berbagai persoalan masyarakat dapat diselesaikan.
"Mulai dari hal sederhana, menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi sampah plastik, ikut menanggulangi narkotika dan banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh anggota pramuka," katanya.
Ia yakin gerakan pramuka di Jateng akan semakin maju dibawah kepemimpinan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai Ketua Mabida dan Siti Atikoh Ganjar Pranowo sebagai Ketua Kwarda.
"Ini sudah pas, di Jateng ini Ketua Mabida dan Ketua Kwardanya kompak sekali, kalau ada permasalahan tidak bisa diselesaikan di lapangan, pasti bisa diselesaikan di rumah," ujarnya disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Ketua Mabida Jateng Ganjar Pranowo menambahkan pembentukan Saka Milenial dilakukan karena adanya usulan dari generasi muda yang selama ini melihat banyak informasi hoaks sehingga terketuk hatinya untuk ikut bergerak.
"Jadi bukan 'top down', melainkan 'button up' yakni dari bawah ke atas. Saat itu saya bertemu anak-anak milenial ini dan mereka mengusulkan ingin membuat Saka Milenial, karena programnya bagus, langsung saya setujui," tegasnya.
Saka Milenial, lanjut Ganjar, menjadi yang pertama di Indonesia dan keberadaannya diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya menyelamatkan masyarakat dari peredaran informasi menyesatkan.
"Nantinya mereka akan kami dorong untuk menyampaikan program-program kita, menyebarkan informasi positif sekaligus menjadi benteng informasi hoaks, 'ngawur', fitnah dan menyesatkan," katanya.***3***